Diharapkan, mereka akan menjadi manusia yang sadar akan kesalahannya, tidak melanggar hukum lagi, serta bisa menjadi manusia mandiri.
Yang terpenting, semua yang dibaca dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, baik saat masih tinggal di LP maupun setelah bebas.
Baca Juga:
Proyek IKN Disetop Sementara per 10 Agustus, Basuki Beberkan Alasannya
”Misalnya, mereka membaca buku tentang keterampilan beternak ayam. Diharapkan, setelah menguasai teori, bisa dipraktikkan di dalam LP melalui program pembinaan bengkel kerja di lapas, dan setelah bebas menjadi peternak ayam. Paling tidak seperti itu,” ujarnya.
Begitu pula jika para warga binaan tersebut mengonsumsi materi tentang Pancasila dan wawasan kebangsaan, diharapkan mereka dapat menginternalisasi nilai-nilai Pancasila.
Dalam penyediaan bahan bacaan, menurut Ade, LP Kelas II A Bengkulu bekerja sama dengan Perpustakaan Daerah Provinsi Bengkulu yang menyediakan buku-buku tersebut.
Baca Juga:
Dua Pegawai KPK Diperiksa Sebagai Saksi Kasus Dugaan Pungli Rutan
Perpustakaan Provinsi Bengkulu akan menukar bahan-bahan bacaan yang ada secara berkala supaya para narapidana tidak bosan atau kehabisan bahan bacaan.
Menurut Ade, kerja sama Perpustakaan Provinsi Bengkulu dengan pihak LP akan lebih ditingkatkan lagi dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan lanjutan, seperti bedah buku, lomba literasi, dan lainnya.
”Kegiatan ini, kan, memotivasi warga binaan untuk membaca. Dengan membaca, mereka mempunyai wawasan yang luas, bisa menjadi manusia yang sadar hukum, mempunyai kompetensi, dan tidak mengulangi tindak pidana,” ujar Ade.