Sepanjang pelayaran wisata, Mahakam tak henti menebarkan pesonanya. Jembatan-jembatan megah membentangi sungai, menjadi saksi bisu modernitas yang bersanding dengan klotok dan juga kapal lainnya.
Samarinda dari sudut pandang sungai adalah mozaik yang memesona. Masjid Agung Darusalam, Islamic Center yang megah, Big Mall yang menjulang, Jembatan Mahkota yang menyala kala senja, hingga kerlap kerlip sorot warna Jembatan Mahakam nan indah pada malam hari, semua berbaur dalam lanskap air Sungai Mahakam yang tak lelah mengalir.
Baca Juga:
Bawaslu Kaltim Gelar Penguatan Kapasitas Putusan dan Keterangan Tertulis PHP Pilkada 2024
Lebih dari sekadar wisata, menyusuri Mahakam adalah menyelami denyut nadi Samarinda. Wisatawan akan menyaksikan bagaimana sungai ini menjadi sumber kehidupan, menjadi tempat anak-anak bermain, hingga menjadi jalur transportasi yang menghubungkan masyarakat dengan denyut perekonomian kota.
Di atas Kapal Pesut, penumpang bukan sekadar wisatawan. Mereka adalah bagian dari cerita yang Mahakam tuliskan setiap hari. Sebuah kisah tentang kehidupan yang mengalir bersama sungai, tentang kota yang tumbuh di atas denyut nadi airnya.
Beragam fasilitas kapal susur sungai
Baca Juga:
DPK Kalimantan Timur Memberdayakan Perpustakaan Desa untuk Wujudkan Inklusi Sosial
Salah satu kru kapal wisata susur Sungai Mahakam Samarinda, Abdul Sani, menceritakan bahwa wisata susur sungai ini dicetuskan atas prakarsa dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Sejak diresmikan pada 10 Mei 2018, animo masyarakat mengalir bak alun Mahakam.
Dahulu hanya tersedia empat kapal, kini sudah tersedia enam kapal.
Armada wisata susur sungai menawarkan enam jenis kapal, mulai yang berkapasitas 75 orang hingga 180 orang. Ada enam kapal wisata yang beroperasi, yaitu Pesut Kita, Pesut Mahakam, Pesut Etam, Pesut Mahkota, Pesut Bentong 1, dan Pesut Bentong 2.