Adapun percepatan tanah maksimum (peak ground accelaration/PGA) mencapai 0,1 g (satuan percepatan gempa di permukaan) pada batuan dasarnya.
Meskipun sesar aktif terdapat di barat laut IKN Nusantara dan berpotensi mengakibatkan gempa bumi, diperkirakan potensi gempa bumi yang dihasilkan relatif kecil.
Baca Juga:
DPR Putuskan Nasib 43 RUU Prioritas yang Belum Tuntas Bersama Pemerintah
Hal ini karena sesar aktif tersebut tergolong sesar minor.
Hasil kajian seismotektonik oleh Badan Geologi juga menunjukkan bahwa secara umum Kalimantan jauh dari jalur sumber gempa.
Sebab, pada zaman Neogen, yakni 23–0,05 juta tahun yang lalu, Kalimantan telah terkunci oleh Laut China Selatan serta jalur subduksi berpindah ke selatan Jawa.
Baca Juga:
Sulawesi Barat Siap Produksi dan Mensuplai Pangan Penduduk IKN
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) mencatat, sejak 1921 sampai sekarang telah terjadi gempa bumi di Kalimantan Timur yang cukup memakan korban.
Salah satunya yaitu gempa Sangkulirang tahun 1921 atau berkisar 200-300 kilometer dari kawasan IKN Nusantara dengan intensitas gempa VII MMI dan menimbulkan tsunami di Sekuran.
Kemudian tahun 1923 terjadi gempa Tarakan dengan intensitas gempa VIII MMI atau sekitar 600 kilometer dari IKN Nusantara dan mengakibatkan beberapa bangunan roboh dan tanah retak.