Kaltim.WahanaNews.co, Samarinda - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) hari ini genap berusia 67 tahun. Provinsi yang berdiri pada 9 Januari 1957 itu kini menjadi perhatian luas setelah Presiden RI Joko Widodo menetapkan Ibu Kota Nusantara (IKN) akan pindah ke Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Kutai Kartanegara, di provinsi berjuluk "Benua Etam" tersebut.
Bahkan, Kecamatan Sepaku yang dulu tidak banyak dikenal dan sulit dicari di peta, kini dengan mudah ditemukan melalui pencarian daring. Ini karena Sepaku menjadi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.
Baca Juga:
Pemprov Kalimantan Timur Susun Kebijakan Tingkatkan Kompetensi Jasa Konstruksi Lokal
Seiring dengan rencana perpindahan maka banyak harapan yang bisa digali dari daerah ini baik asa tentang pendidikan, peradaban, hingga asa tentang perekonomian.
Perpindahan ibu kota negara yang akan dibarengi dengan pindahnya jutaan pegawai, termasuk arus migrasi masyarakat untuk mengadu nasib ke IKN, dipastikan berdampak pada perputaran roda perekonomian daerah ini.
Roda perekonomian diperkirakan akan berputar lebih cepat ketimbang sebelumnya, karena setiap orang pasti membutuhkan makan, minum, tempat tinggal, pakaian, hiburan, perkakas elektronik, dan berbagai subsektor ekonomi lain sehingga peluang investasi pun makin terbuka.
Baca Juga:
Bawaslu Kaltim Gelar Penguatan Kapasitas Putusan dan Keterangan Tertulis PHP Pilkada 2024
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pun telah meluncurkan 12 proyek Peta Peluang Investasi (PPI) senilai Rp52,17 triliun. Dari 12 proyek PPI ini, 10 proyek di antaranya telah ditetapkan berlokasi di Provinsi Kaltim, sebagai upaya mendukung pembangunan IKN.
Peluang investasi ini diluncurkan pada 27-28 Desember 2023, meliputi (1) kawasan industri dan real estate di Kabupaten PPU dengan nilai Rp842,38 miliar, (2) peternakan unggas terintegrasi di Kutai Kartanegara senilai Rp1,67 triliun, (3) pengembangan kawasan industri Buluminung di PPU senilai Rp1,7 triliun, (4) pengembangan hortikultura terintegrasi di PPU senilai Rp276,07 miliar, (5) Nusantara Convention Center di Kota Balikpapan senilai Rp1,27 triliun.
Peluang investasi berikutnya, (6) logistik dan pergudangan terintegrasi di Balikpapan Rp665,98 miliar. (7) infrastruktur penyediaan dan pengelolaan air di Balikpapan Rp481,89 miliar, (8) infrastruktur energi terbarukan (limbah) untuk industri kimia di Balikpapan Rp1,1 triliun, (9) industri fatty amine di Bontang Rp1,88 triliun, dan (10) budi daya udang terintegrasi di Kutai Kartanegara senilai Rp925,16 miliar.