"Kami melihat pentingnya merumuskan pakem ini agar generasi mendatang tetap bisa memahami dan menghargai kekayaan budaya kita. Baju Adat Kutai dan Pesapu memiliki nilai sejarah dan filosofis yang mendalam dan kami ingin memastikan nilai-nilai tersebut tidak hilang dalam arus modernisasi," ujarnya.
FGD ini menghadirkan narasumber dari berbagai bidang, termasuk Budayawan Kalimantan Timur Syafruddin Pernyata, Yayasan Sangkoh Piatu Kutai Hj. Aji Siti Sahran Bagendondari dan Hj. Aji Ani Tiorda Poeger, serta Akademisi Aji Qamara Hakim.
Baca Juga:
Pemkab Mukomuko Gandeng Tim Pakem Cegah Aliran Sesat Demi Kerukunan Beragama
Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan warisan budaya Kutai dapat terus terjaga dan dikenal oleh generasi muda, sehingga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tetap hidup dan berkembang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kalimantan Timur.
[Redaktur: Amanda Zubehor]