Gunung Semeru, Jawa Timur menjadi gunung pertama yang level bahayanya saat ini adalah status Siaga.
Data PVMBG per 4 Februari 2022 menunjukkan, gunung Semeru terlihat jelas hingga tertutup kabut, dan teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 100 meter dari puncak.
Baca Juga:
Polisi Temukan Ladang Ganja di Hutan Curam Gunung Semeru, 2 Pelaku Ditangkap
Cuaca di sekitar gunung juga terpantau cerah hingga mendung, angin lemah ke arah utara, timur laut dan selatan.
Tercatat ada beberapa gempa yang berkaitan dengan aktivitas magma dan tektonik Gunung Semeru, di antaranya yakni 51 kali gempa letusan atau erupsi, 1 kali gempa guguran, 7 kali gempa hembusan, 18 kali gempa harmonik, 2 kali gempa tektonik jauh, dan 2 kali gempa getaran banjir.
Dengan kondisi ini, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi).
Baca Juga:
Polres Lumajang Temukan Ratusan Tanaman Ganja di Lereng Gunung Semeru
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak seharusnya melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Selain itu, masyarakat disarankan tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
PVMBG juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atayu lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.