WahanaNews-Kaltim | Indonesia merupakan negara cincin api, memiliki puluhan gunung api aktif, yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Sebagai negara dengan aktivitas gunung berapi terbanyak di dunia, penting bagi kita untuk mengetahui tingkatan status gunung api yang ada saat ini, dalam upaya meminimalisir risiko terdampak bencana akibat ketidaktahuan kita.
Baca Juga:
Polisi Temukan Ladang Ganja di Hutan Curam Gunung Semeru, 2 Pelaku Ditangkap
Untuk diketahui, ada empat tingkatan atau level status gunung berapi, yakni:
1. Normal (level I) atau kategori gunung yang aktivitasnya masih aman dan tidak meletus hingga waktu tertentu
Baca Juga:
Polres Lumajang Temukan Ratusan Tanaman Ganja di Lereng Gunung Semeru
2. Waspada (level II) di mana gunung berapi sudah mulai menunjukkan adanya peningkatan aktivits
3. Siaga (level III) yakni peningkatan aktivitas seismik yang intensif dan dapat berlanjut ke letusan
4. Awas (level IV) yakni gunung dalam keadaan ktitis yang bisa segera meletus atau sedang meletus.
Berdasarkan laporan kebencanaan geologi oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per 4 Februari 2022; pada saat ini tidak ada gunung api yang berada pada level sangat berbahaya yaitu Awas (level IV).
Namun, ada 4 gunung api yang saat ini masuk dalam kategori level Siaga (level III). Keempat gunung itu adalah:
1. Gunung Semeru
Gunung Semeru, Jawa Timur menjadi gunung pertama yang level bahayanya saat ini adalah status Siaga.
Data PVMBG per 4 Februari 2022 menunjukkan, gunung Semeru terlihat jelas hingga tertutup kabut, dan teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 100 meter dari puncak.
Cuaca di sekitar gunung juga terpantau cerah hingga mendung, angin lemah ke arah utara, timur laut dan selatan.
Tercatat ada beberapa gempa yang berkaitan dengan aktivitas magma dan tektonik Gunung Semeru, di antaranya yakni 51 kali gempa letusan atau erupsi, 1 kali gempa guguran, 7 kali gempa hembusan, 18 kali gempa harmonik, 2 kali gempa tektonik jauh, dan 2 kali gempa getaran banjir.
Dengan kondisi ini, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak seharusnya melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Selain itu, masyarakat disarankan tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
PVMBG juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atayu lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
2. Gunung Merapi
Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Di Yogyakarta dan Jawa Tengah juga berada dalam level siaga saat ini.
Gunung Merapi terlihat jelas hingga tertutup kabut, dan teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 50-400 meter dari puncak.
Gempa vulkanik yang berkaitan dengan aktivitas magma dan tektonik juga terjadi.
Tercatat adanya 128 kali gempa guguran, 9 kali gempa hembusan, 59 kali gempa Hybrid (fase banyak), 13 kali gempa vulkanik dangkal, dan 1 kali gempa tektonik jauh.
Perlu diingat, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Selain itu, waspada pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Lontaran material vulkanik, bila terjadi letusan eksplosif, dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, serta perlu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi dan mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
3. Gunung Ili Lewotolok
Gunung Ili Lewotolok yang terlatak di Nusa Tenggara Timur juga saat ini berstatus Siaga.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut, dan teramati asap kawah utama berwarna putih, kelabu dan hitam dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 100-300 meter dari puncak.
Sementara itu, cuaca di sekitar gunung terpantau cerah hingga berawan, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan tenggara.
Selain itu, terjadi juga beberapa gempa vulkanik yang berkaitan dengan aktivitas magma serta aktivitas tektonik, di antaranya 21 kali gempa letusan atau erupsi, 83 kali gempa hembusan, 3 kali harmonik, 14 kali tremor non-harmonik, 1 kali gempa hybrid atau fase banyak, 1 kali gempa vulkanik dangkal, 2 kali gempa tektonik lokal, 3 kali gempa tektonik jauh, dan tremor menerus dengan amplitudo 0.5-1 mm, dominan 0.5 mm.
Masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak atau kawah Gunung Ili Lewotolok.
Secara khusus, masyarakat Desa Jontona diminta agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak atau kawah Gunung Ili Lewotolok.
4. Gunung Sinabung
Gunung Sinabung, Sumatera Utara menjadi gunung berapi terakhir yang per 4 Februari 2022 ini berada pada status Siaga.
Gunung Sinabung terlihat jelas hingga tertutup kabut, dan teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal tinggi sekitar 100-400 meter dari puncak.
Sementara itu, cuaca di sekitar gunung terpantau cerah hingga berawan, angin lemah ke arah timur laut, timur, barat daya, barat dan barat laut.
Gempa berkaitan dengan aktivitas magma serta aktivitas tektonik juga terjadi, yakni 4 kali gempa hembusan, 1 kali gempa Low Frekwensi, 12 kali gempa Hybrid (Fase Banyak), 3 kali gempa tektonik lokal, dan 8 kali gempa tektonik jauh.
Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara dan barat. [Ss]