"Kami memiliki empat cabang, yaitu di Tanjung Redeb, Tana Paser, Samarinda, dan Balikpapan. Semuanya kita pasok, semua gudang kita juga fokuskan untuk persediaan, sehingga masyarakat melihat bahwa memang beras Bulog itu ada di Kaltim-Kaltara," ungkapnya.
Mersi mengaku bahwa ada kebijakan dari Bulog untuk membatasi penjualan beras Bulog kepada pedagang dua ton per hari, agar distribusi beras merata.
Baca Juga:
Pemkot dan Polresta Jambi Luncurkan Gerakan Pangan Murah untuk Stabilkan Harga Beras
"Kalau beras Bulog itu identik dengan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP)," tuturnya.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus berupaya menjaga stabilitas harga dan pasokan beras di masyarakat melalui program SPHP. Salah satu wujudnya adalah dengan penyaluran beras SPHP (beras medium) secara merata di seluruh wilayah Indonesia.
Pada 2024 ini, Bapanas menargetkan penyaluran beras SPHP sebanyak 1,2 juta ton. Beras SPHP tersedia dalam bentuk curah dan kemasan lima kilogram.
Baca Juga:
Kopdes Merah Putih Jadi Andalan Perluasan Distribusi Beras SPHP 2025
Harganya pun dipatok terjangkau dengan memperhatikan zonasi wilayah, yaitu zona 1 Rp10.900 per kilogram, zona 2 Rp11.500 per kilogram, dan zona 3 Rp11.800 per kilogram.
[Redaktur: Amanda Zubehor]