Kaltim.WahanaNews.co, Samarinda - Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kanwil Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, Mersi Windrayani, menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilisasi harga beras melalui Rumah Pangan Kita di dua provinsi tersebut, meskipun terjadi kenaikan harga beras di awal 2024.
"Stok beras kita banyak, ada di gudang-gudang kami. Di Kaltim saja ada 10 unit gudang. Stok sudah sangat aman sampai nanti menjelang Ramadhan dan Idul Fitri," kata Mersi di Samarinda, Jumat (23/2/2024).
Baca Juga:
Dinas Pertanian Gunungkidul Gelar Gerakan Pangan Murah untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga
Mersi menjelaskan bahwa beras Bulog yang berkualitas itu sudah disalurkan ke hampir semua pasar, baik pasar tradisional, ritel modern, maupun outlet-outlet yang bernama Rumah Pangan Kita.
"Masyarakat kalau mau mencari beras pemerintah yang harganya Rp11.500 per kilogram itu ada di pasar-pasar tradisional, ritel modern, dan Rumah Pangan Kita. Kami sampai saat ini selalu menggelontorkan beras itu, sudah hampir 5.000 ton," ujarnya.
Kalau dilihat sekarang untuk Kaltim, lanjut Mersi, harga beras masih bisa dibeli oleh masyarakat. Beras Bulog ini dapat ditemukan di pasar-pasar tradisional dan ritel modern sepanjang 2024.
Baca Juga:
Kepala Bapanas Harap Kerja Sama Bulog dan Perpadi Tingkatkan Produksi Stok Beras
Mersi mengapresiasi langkah pemerintah Kota Bontang, Kaltim, yang telah menjadikan beras Bulog sebagai salah satu yang dicari dan dikonsumsi oleh masyarakat di sana.
"Ini memperkuat peran Bulog, artinya pemerintah, hadir di tengah-tengah masyarakat yang sedang mencari beras," tuturnya.
Mersi juga menjelaskan bahwa Bulog memiliki target persediaan beras yang diberikan oleh perusahaan, sesuai dengan wilayah, kapasitas gudang, dan konsumsi masyarakat.
"Kami memiliki empat cabang, yaitu di Tanjung Redeb, Tana Paser, Samarinda, dan Balikpapan. Semuanya kita pasok, semua gudang kita juga fokuskan untuk persediaan, sehingga masyarakat melihat bahwa memang beras Bulog itu ada di Kaltim-Kaltara," ungkapnya.
Mersi mengaku bahwa ada kebijakan dari Bulog untuk membatasi penjualan beras Bulog kepada pedagang dua ton per hari, agar distribusi beras merata.
"Kalau beras Bulog itu identik dengan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP)," tuturnya.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus berupaya menjaga stabilitas harga dan pasokan beras di masyarakat melalui program SPHP. Salah satu wujudnya adalah dengan penyaluran beras SPHP (beras medium) secara merata di seluruh wilayah Indonesia.
Pada 2024 ini, Bapanas menargetkan penyaluran beras SPHP sebanyak 1,2 juta ton. Beras SPHP tersedia dalam bentuk curah dan kemasan lima kilogram.
Harganya pun dipatok terjangkau dengan memperhatikan zonasi wilayah, yaitu zona 1 Rp10.900 per kilogram, zona 2 Rp11.500 per kilogram, dan zona 3 Rp11.800 per kilogram.
[Redaktur: Amanda Zubehor]