Selepas dari program inkubasi, para peserta startup diharapkan sudah siap untuk mengeksplorasi lebih lanjut kesiapan produk dan layanannya untuk bersinergi dengan ekosistem PLN.
Di antara enam startup itu, Kango bergerak di bidang on demand services untuk membantu perbaikan bangunan, kemudian Amoda yang bergerak pada bidang properti dan konstruksi.
Baca Juga:
Dukung Pertumbuhan Ekonomi, PLN Group Hadirkan Layanan Beyond Electricity untuk Pelanggan Bisnis
Perusahaan rintisan ini membantu kebutuhan pelanggannya di bidang manajemen properti dan konstruksi, menjadi penyedia platform yang mempertemukan demand dan supply untuk pemanfaatan aset-aset komersial, perkantoran bahkan fasilitas publik dan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) di seluruh Indonesia.
Sedangkan Imajin, adalah startup yang bergerak dalam industri manufaktur penyedia platform yang mempertemukan demand dan supply dengan memberikan software as a service dan juga quality assurance untuk pekerjaan logam maupun plastik.
Sementara Nodeflux adalah startup yang bergerak dalam bidang teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), khususnya dalam bidang computer vision. Dan terakhir, Rekosistem yang merupakan climate-tech startup, yakni perusahaan rintisan yang menawarkan jasa pengelolaan dan daur ulang limbah.
Baca Juga:
Segera Daftar! IT PLN Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru hingga 14 April 2024
Hartanto menambahkan, dengan entitas usahanya yaitu PT PLN Icon Plus, PT Haleyora Power, dan PT Energy Management Indonesia (EMI), PLN bersama enam startup pilihan akan memaksimalkan aset untuk pengembangan teknologi digital, internet, hingga cold chain management.
Sehingga, melalui program inkubasi dan kolaborasi bersama dengan startup terpilih ini diharapkan mampu menciptakan sinergi untuk mendukung pengembangan teknologi dan model bisnis yang lebih inovatif serta berkelanjutan dalam sektor energi kelistrikan.
[Amanda Zubehor]