Saat ini, kasus pekanannya sebesar 36.367 yang lebih rendah dari jumlah kasus terendah sebelum lonjakan yaitu sebesar 55.271.
Sementara di Jepang, kasus mengalami penurunan 99,5 persen dari puncak kasus dan telah bertahan selama 157 hari.
Baca Juga:
Warga Padati Danau Achipelago TMII, Mayoritas Tidak Pakai Masker
Penurunan ini berhasil ditekan sangat signifikan dengan titik kasus pekanan terendah sebelum lonjakan mencapai 9.986 kasus, sedangkan saat ini hanya sebesar 890.
Di Indonesia sendiri, kata Wiku, telah berhasil menurunkan kasus hingga 99,3 persen dari puncak lonjakan dan mampu bertahan selama 130 hari.
Saat ini, kasus pekanan di Indonesia sebesar 2.564, jauh lebih sedikit dibandingkan titik terendah sebelum lonjakan, yaitu 26.126 kasus.
Baca Juga:
Sebanyak 350 Tenaga Kesehatan Natuna Ikut Tes Seleksi PPPK
“Jumlah ini juga jauh lebih sedikit jika disandingkan dengan jumlah penduduk, di mana Iran dan Filipina yang penduduknya lebih sedikit dari Indonesia masih memiliki jumlah kasus yang lebih besar,” ungkap Wiku. [As]