WahanaNews-Kaltim | Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto menyebut Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim) rentan terhadap pertahanan negara. Oleh sebab itu, dia mendesak dibangun kapasitas pertahanan negara untuk menjadi stabilitas di Nusantara.
"Perkembangan teknologi pertahanan udara juga memberi guncangan terhadap gagasan geopolitik tradisional. Jarak geografis tidak lagi menjadi faktor utama dalam merumuskan kapasitas pertahanan. Teknologi persenjataan terkini seperti senjata ICBM dan rudal hypersonic mampu menjangkau lokasi yang jaraknya sangat jauh dari lokasi peluncuran sangat cepat," kata Andi dalam webinar BRIN dengan tema 'IKN Dalam Dinamika Keamanan Regional dan Refleksi Identitas Global Indonesia' yang disiarkan di channel YouTube BRIN, Kamis (12/5/2022).
Baca Juga:
Jokowi Siap Pindah ke IKN Bulan Depan, Usai Rampungnya Bandara
Hasil penelitian yang dilakukan rekan-rekannya didapat data ada kecenderungan labil terhadap perang yang melibatkan IKN.
Jika melihat dari kondisi geografisnya, menurut Andi, sangat mungkin terjadi perang di ibu kota tersebut.
"Kecenderungan perang di ibu kota itu terjadi pada ibu kota negara yang letaknya sangat dekat dengan perbatasan-perbatasan darat, sangat dekat dengan pelabuhan. Semakin dekat dengan pelabuhan utama, semakin dekat dengan perbatasan, maka kecenderungan perang ibu kotanya semakin meningkat," kata Andi.
Baca Juga:
Keandalan Listrik PLN pada Perayaan HUT ke-79 RI di IKN Diapresiasi Berbagai Kalangan
Berikut ini matrik analisanya terhadap pemindahan IKN di Nusantara:
Tata Kelola
Visi Kota Dunia untuk Semua untuk mewujudkannya dibutuhkan sistem pertahanan kuat untuk menjaga dan melindungi IKN Nusantara
Risiko
• Memiliki kerentanan udara tinggi, masuk dalam cakupan rudal balistik negara besar serta mendekati pengelolaan ruang udara negara tetangga
• Memiliki perbatasan darat yang memudahkan negara tetangga memobilisasi pasukan menyerang Nusantara
• Kawasan pusat persaingan negara adidaya, mendekati pangkalan militer AS dan Tiongkok, serta persaingan visi arsitektur negara besar
• Mendekati jalur pelayanan global berkontur laut yang mendukung gelar kekuatan kapal selam
Krisis
• Serangan militer di Kawasan IKN Nusantara
•Mendekati potensi lokus perang hegemoni masa depan
Respons
• Reorganisasi militer untuk mengakomodasi pemindahan IKN
• Mengubah paradigma pertahanan darat menjadi mobilitas strategis
•Memodernisasi alutsista, khususnya pertahanan udara
• Pengembangan sistem keamanan siber.[ss]