WahanaNews-Kaltim | Pemerintah terus mendorong PT PLN (Persero) untuk bisa menggunakan energi baru terbarukan (EBT) dalam agenda transisi energi bersih.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Maritim & Investasi Rachmat Kaimuddin menjelaskan bahwa dari sisi sektor pembangkit listrik, PLN telah mempersiapkan untuk membangun EBT dengan daya hingga 20,9 gigawatt pada 2030.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Sebut 'Power Wheeling' Momok Buat Konsumen Listrik di Indonesia
"Beberapa waktu lalu kita keluarkan peraturan presiden mengenai EBT ini, dan di situ clear bagaimana kita ingin untuk melakukan restriction mengenai pembagkitan listrik yang berbasis fosil. Tentu hanya yang strategis yang kita perbolehkan dan berdampak positif di ekonomi Indonesia, dan itu pun sudah berhenti operasionalnya di 2050," jelas dia dalam CNBC Indonesia G20 Forum, Senin (7/11/2022).
Dia menjelaskan untuk rinciannya, transisi energi sektor dari pembangkit listrik nantinya akan digenjot sebesar 40%, kemudian dari transportasi sebesar 25%, dari industri sebesar 25%, dan dari rumah tangga sebesar 10%. Adapun rincian itu sudah termasuk ke dalam peta jalan dan inisiatif.
"Pertama kalau kita cerita NZE, kita engga hanya tentang power sector atau electricity. Tapi juga transportasi, terus industri," ungkap Rachmat.
Baca Juga:
Dua Srikandi PLN Raih Penghargaan Tertinggi Women’s Inspiration Awards 2025 dari Menteri PPPA
Meski begitu, Rachmat menyebut bahwa peta jalan dan inisiatif dalam penurunan emisi tersebut secara umum sangat dinamis.
"Itu mungkin secara umum dan ini sangat dinamis perkembangannya. Jadi mungkin beberapa minggu lagi mungkin selalu ada inisiatif yang baru dari pemerintah maupun swasta," pungkas Rachmat.[ss]