WahanaNews-Kaltim | Secara resmi, Pemerintah RI akan pindah secara bertahap ke Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2024.
Terlepas dari pro dan kontra perpindahan, ternyata lokasi Ibu Kota Negara baru ini memang benar-benar eksotis.
Baca Juga:
Jokowi Siap Pindah ke IKN Bulan Depan, Usai Rampungnya Bandara
Selain menyimpan banyak harta karun dalam hal ini sumber daya alam dari mineral hingga batu bara dan migas. Rupaya, Ibu Kota Negara baru ini juga memiliki sejumlah wisata alam dalam hal ini bangunan bersejarah di Kalimantan Timur.
Dalam catatan Beautynesia, terdapat 5 tempat wisata bernilai sejarah tinggi di ibu kota baru RI itu, apa saja? Simak!
Baca Juga:
Keandalan Listrik PLN pada Perayaan HUT ke-79 RI di IKN Diapresiasi Berbagai Kalangan
Keraton Sambaliung
Keraton Sambaliung adalah salah satu situs bersejarah peninggalan Sultan Alimmuddin, raja pertama Kesultanan Sambaliung. Keraton yang terletak di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur ini kini difungsikan sebagai museum yang menyimpan banyak benda-benda bersejarah.
Salah satu benda yang disimpan di sini adalah Tugu Prasasti dari kayu ulin yang bertuliskan huruf Arab-Melayu di atasnya.
Arsitektur Keraton Sambaliung tampak terpengaruh budaya China. Keraton ini memiliki empat taman, dengan bangunan yang berisi dua belas kamar dan satu ruang utama yang biasa digunakan untuk pertemuan adat keraton di bagian tengah. Keraton Sambaliung dapat dikunjungi oleh wisatawan umum tanpa biaya untuk tiket masuknya.
Masjid Shiratal Mustaqiem dibangun oleh Said Abdurachman, seorang pedagang muslim dari Pontianak dan terletak di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Said Abdurachman yang bergelar Pangeran Bendahara itu berunding dengan Sultan untuk mulai menyebar syariat Islam. Setelah perundingan dengan tokoh masyarakat, disepakatilah pembangunan Masjid Shiratal Mustaqiem pada tahun 1881, yang menjadikannya masjid tertua di Samarinda saat ini. Karena berusia ratusan tahun, masjid ini dilindungi oleh pemerintah sekaligus dipromosikan sebagai sala satu tempat wisata religi.
Masjid Jami' Adji Amier Hasanoeddin
Kedaton Kesultanan Kutai memiliki satu masjid bersejarah yang telah berusia ratusan tahun, yakni Masjid Jami' Adji Amir Hasanoeddin. Selain dikenal karena arsitektur uniknya yang mempertahankan adat Kalimantan Timur, masjid ini juga terkenal dengan bedug ikoniknya yang terbuat dari satu pohon utuh besar.
Diperkirakan bedug tersebut telah ada sejak masjid didirikan pertama kali oleh Sultan Adji Muhammad pada 1874.
Jika jamaah yang datang ingin mengisi waktu di sela-sela kegiatan ibadah, masjid ini juga menyediakan perspustakaan yang menyimpan tiga ribu eksemplar buku keislaman untuk dibaca. Perpustakaan ini terbuka untuk umum dan tidak dibatasi untuk jamaah saja.
Jika tertarik berkunjung ke Masjid Jami' Adji Amir Hasanoeddin, wisatawan bisa langsung datang ke lokasi tanpa mengeluarkan biaya sama sekali.
Kedaton Kutai Kartanegara
Kedaton Kutai Kartanegara merupakan istana milik Sultan Kutai Kartanegara yang terletak tepat di samping Masjid Jami' Adji Amir Hasanoeddin.
Kedaton ini difungsikan sebagai museum negara yang dinamai Museum Mulawarman sejak diserahkan kepada pemerintah daerah Kalimantan Timur pada tahun 1971.
Di dalam kedaton, tersimpan banyak benda bersejarah peninggalan Kerajaan Kutai. Pengunjung dapat melihat singgasana berwarna keemasan milik Sultai Kutai, sejumlah pakaian yang dipakai pihak kedaton saat menerima tamu, serta keramik-keramik kuno yang dikumpulkan dari berbagai negara pada masanya.
Untuk dapat berkunjung, wisatawan harus menaiki moda kapal untuk menyebrang hingga ke area kedaton. Biaya tiket masuk ke Kedaton Kutai bervariasi bagi setiap kategori, mulai dari Rp3.500 untuk wisatawan lokal hingga Rp 5 ribu untuk wisatawan asing. [Ss]