"Kami tidak hanya berbicara tentang jenderal, kami juga berbicara tentang kolonel yang tentu saja juga sangat tinggi dalam organisasi,” lanjutnya.
Dia mengatakan korban seperti itu menunjukkan Rusia tidak memiliki pemahaman yang baik tentang posisi artileri Ukraina dan Ukraina berhasil menunjukkan dengan tepat lokasi perwira senior Rusia, mungkin melalui sinyal ponsel mereka.
Baca Juga:
Gantikan Gandum yang Kini Mahal, Perum Bulog akan Bangun Pabrik Sagu
Sementara itu, diplomat senior asing di Moskow mengatakan tentara Rusia sangat terpusat dan hierarkis, dan kurang memiliki perwira junior gaya Barat yang diberdayakan.
"Bagi saya yang penting adalah laporan korban besar di kolonel dan di atasnya, tulang punggung tentara Rusia, bukan hanya jenderal,” terang seorang diplomat senior asing di Moskow kepada Reuters.
"Ada terlalu banyak kolonel, terlalu sedikit kopral. Jadi yang terjadi adalah tugas-tugas yang membutuhkan resolusi, yang di Barat akan diselesaikan pada tingkat yang jauh lebih rendah, diteruskan ke rantai pengambilan keputusan," lanjutnya.
Baca Juga:
Provinsi Zaporizhzhia di Ukraina Gelar Referendum Gabung Rusia
Diplomat itu mengatakan bahwa struktur hierarkis menarik perwira senior ke garis depan untuk menyelesaikan masalah atau merevitalisasi upaya, membuat mereka rentan terhadap serangan.
“Pemusatan komando dan kontrol, kurangnya penyebaran, dan kurangnya komunikasi yang aman juga menempatkan mereka di lokasi di mana mereka dapat diidentifikasi dan diambil oleh UAV Ukraina,” kata diplomat itu, merujuk pada drone tak berawak.
Invasi Rusia ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang, membuat hampir 10 juta orang mengungsi, dan menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi yang lebih luas antara Rusia dan AS.