WahanaNews-Kaltim | Pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Pulau Kalimantan telah dimulai sejak September 2022. Pembangunan kawasan yang dirancang menjadi kota masa depan tersebut saat ini terus berlanjut.
Untuk mewujudkan kota masa depan, prinsip dasar pembangunan IKN dilakukan dengan memadukan beberapa konsep seperti forest city (kota hutan), smart city (kota cerdas), dan sponge city (kota spon) sehingga nantinya bisa menjadi kota cerdas dan berkelanjutan.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
Mengingat IKN Nusantara diproyeksikan menjadi kota berkelanjutan, maka berbagai aspek harus disiapkan dengan matang sejak dini, baik aspek lingkungan, ekonomi, sosial, budaya, hingga sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, terutama SDM warga lokal agar memiliki daya saing.
SDM mumpuni yang harus disiapkan tentu banyak aspek dan sesuai dengan kebutuhan IKN, baik berupa kebutuhan lapangan kerja untuk pembangunan infrastruktur, kebutuhan primer seperti sandang, pangan, dan tempat tinggal, kemudian kebutuhan sekunder maupun primer bagi pekerja hingga warga IKN.
Terkait dengan SDM yang dibutuhkan dalam pembangunan infrastruktur di IKN, terdapat puluhan keahlian khusus yang pasti tenaga mereka dibutuhkan, seperti teknik sipil, teknik industri, teknik elektro, teknik mesin, kewilayahan dan perkotaan.
Baca Juga:
Prabowo Lantik Basuki Hadimuljono sebagai Kepala OIKN
Kemudian, ada teknik arsitektur, teknik geodesi, teknik informatika, teknik kebumian dan energi, teknik kehutanan, teknik kimia, teknik lingkungan, teknik material, metalurgi, teknik pertanian, teknik peternakan, dan lainnya.
Selain itu, ada berbagai macam jenis keterampilan yang oleh masyarakat umum disebut tukang bangunan, seperti tukang batu, tukang kayu, tukang besi, tukang marmer, tukang bekisting, tukang cor, hingga pembantu tukang.
Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan primer bagi pekerja konstruksi di IKN, pekerja umum, serta penduduk di IKN Nusantara yang diperkirakan mulai datang pada 2024 sebanyak 200 ribu jiwa, sehingga pada 2045 di kawasan ini dihuni sekitar 1,9 juta jiwa, juga perlu dipersiapkan sejak dini.