Perlengkapan tersebut disediakan sendiri oleh warga yang akan melaksanakan upacara di rumah masing-masing.
Selain itu, warga (penyelenggara) juga mengundang tetangga agar hadir dalam upacara Syafaran. Adapun yang memimpin upacara tersebut adalah tokoh adat setempat.
Baca Juga:
Yin-Yang konsep dalam filosofi Tionghoa yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan Sifat Kekuatan
5. Upacara Siraman dan Ngalungsur Geni di Kabupaten Garut
Selanjutnya upacara tradisional juga ada di Kabupaten Garut tepatnya di Desa Dangiang. Disana terdapat upacara Siraman dan Ngalungsur Geni yang sudah turun temurun dilakukan tiap tahun.
Siraman sendiri memiliki arti mencuci, Ngalungsur berarti meneruskan dan Geni adalah salah satu benda pusaka berupa meriam bernama Guntur Geni.
Baca Juga:
Menteri BUMN Apresiasi Gerak Cepat PLN Hadirkan Energi Bersih di IKN
Dengan demikian upacara Siraman dan Ngalungsur Geni memiliki arti mencuci dan meneruskan (mewarisi) kesaktian benda-benda pusaka milik leluhur, sekaligus sebagai penghormatan pada leluhur sebagai cikal bakal pendiri desa.
Ada lima tahapan dalam Upacara Siraman dan Ngalungsur Geni yaitu ngalirap, membuka sejarah desa, ziarah kubur, mencuci benda-benda pusaka, dan doa bersama.
Ngalirap adalah bergotong royong untuk membuat pagar baru di sekitar rumah joglo, membersihkan jalan, masjid, dan makam. Kegiatan ini dilakukan pagi hingga sore hari. Malamnya, dilaksanakan acara membuka sejarah desa yang dipimpin oleh kuncen di Joglo hingga dini hari.