Lengkap dengan radar-radar yang bisa mendeteksi seluruh angkasa Nusantara.
Polri tak ketinggalan. Satuan khusus Resimen Pelopor Brimob dibentuk. Resimen ini dilengkapi senjata khusus Armalite-15 (AR-15) sebagai senjata serbu dan penembak jitu. Untuk menduduki wilayah Irian Barat, dilakukan penerjunan pasukan khusus Resimen Pelopor dipimpin seorang mantan anggota DKP Presiden, Hudaya Maria.
Baca Juga:
Anies di Semprot PDIP Gara-Gara Suruh Warga Pekikkan 'Merdeka' dengan Tangan Terbuka
Berkat kesigapan prajurit Indonesia, pesawat Pope akhirnya ditembak jatuh sehingga operasi militer di bawah komando Bung Karno dapat dilakukan. Hingga kini, jatuhnya pesawat Pope masih simpang siur.
Versi pertama menyebutkan pesawat Pope ditembak jatuh oleh sebuah pesawat Mustang P-51 AURI yang dipiloti Ignatius Dewanto. Versi kedua, pesawat Pope jatuh karena tembakan meriam pasukan artileri Antiserangan Udara TNI.
Meskipun dapat menyelamatkan diri dengan parasutnya, Pope ditangkap pasukan TNI di sekitar Ambon. Setelah sembuh dari luka-lukanya, ia kemudian diseret ke Pengadilan Militer di Jakarta dan dijatuhi hukuman mati.
Baca Juga:
Megawati Soekarnoputri, Ibu Kartini Indonesia Masa Kini
Sebelum eksekusi dilaksanakan, istri Pope datang ke Jakarta dan menemui Bung Karno dengan menangis tersedu-sedu agar suaminya diampuni dan diberi grasi.
Bung Karno yang tak tahan melihat air mata wanita, akhirnya memberikan grasi dan pengampunan kepada Pope. Namun, Bung Karno memberi syarat. Pope harus menghilang dari muka umum di AS tanpa publikasi sama sekali.
Selain itu, Bung Karno meminta Pemerintah AS mengganti kebebasan Pope dengan membangun sebuah jalan bebas hambatan di Jakarta.