WahanaNews-Borneo| intel Iran, Gaseem Saberi Gilchalan, yang memalsukan belasan paspor sebagaimana dilaporkan Kompas, Desember 2021, membuka ingatan saya saat intelijen AS dan Inggris berkeliaran di Indonesia sejak Indonesia merdeka hingga jatuhnya Presiden Soekarno.
Banyak kalangan tak mengetahui bahwa di era kepemimpinan Bung Karno sebagai presiden, Indonesia pernah diobok-obok oleh ulah Badan Pusat Intelijen Amerika Serikat (CIA), yang berhasil masuk ke Indonesia.
Baca Juga:
Anies di Semprot PDIP Gara-Gara Suruh Warga Pekikkan 'Merdeka' dengan Tangan Terbuka
CIA masuk dengan berbagai cara dan muslihat yang luar biasa halusnya sehingga tidak terdeteksi oleh badan-badan intelijen Indonesia ataupun komunitas intelijen Indonesia.
Peranan Bill Palmer
Baca Juga:
Megawati Soekarnoputri, Ibu Kartini Indonesia Masa Kini
Salah satu agen CIA itu adalah Bill Palmer. Sejak Pemerintah Indonesia hijrah ke Yogyakarta, 1946, Palmer sudah muncul dalam acara-acara di Gedung Negara Yogyakarta.
Secara samar-samar masih terekam dalam ingatan penulis wajah dan sosok tubuhnya yang gempal, berbicara serius dengan Bung Karno.
Orangnya sangat ramah dan kelihatannya penuh humor karena pembicaraan keduanya diselingi tawa terbahak-bahak. Setelah perang kemerdekaan, untuk beberapa saat sosok Palmer menghilang bertahun-tahun.