WahanaNews-Kaltim | Mobil tanpa awak (autonomous vehicle) disiapkan jadi tulang punggung transportasi publik di Ibu Kota Nusantara atau IKN di Kalimantan Timur. Rencana ini disampaikan oleh Kepala Otorita IKN Bambang Susantono yang dilantik Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 10 Maret lalu.
“Kami ingin memiliki rute sesuai permintaan dan dinamis dari mobil tanpa awak kami, daripada sistem bus yang terjadwal dengan rute tetap,” kata Bambang dalam peresmian uji kendaraan otonom pertama di Indonesia yang diadakan di Q-Big BSD City, padaJumat, 20 Mei 2022, seperti dimuat di keterangan resmi.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
Bambang menyebut kehadiran mobil otonom tersebut bertujuan untuk menciptakan mobilitas perkotaan yang lebih aman dan efisien. Lalu, kendaraan ini juga bertujuan untuk menghilangkan kemacetan dan emisi gas rumah kaca. "Serta menyediakan mobilitas bagi penyandang disabilitas dan kebutuhan khusus," kata Bambang.
Adapun saat ini, Otorita IKN sebagai pemerintah daerah khusus di ibu kota baru ini sedang mengembangkan master plan kota pintar Nusantara. Rencana induk ini disebut mencerminkan teknologi mutakhir yang fokus pada inovasi dan menciptakan ekosistem yang akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Bambang Susantono menyebut Intelligent Transport System adalah salah satu fitur terpenting di kota pintar. "Kami akan mengembangkan ITS yang mengimplementasikan IoT (Internet of Things), menggunakan big data, dan menerapkan AI (Artificial Intelligence) sebagai tulang punggung sistem," kata dia.
Baca Juga:
Prabowo Lantik Basuki Hadimuljono sebagai Kepala OIKN
Menurut Bambang, pihaknya bekerja sama dengan ITS Asia Pasifik hingga pusat keunggulan di universitas di seluruh dunia. "Serta industri dalam hal ini," ujar mantan Presiden Intelligent Transport System (ITS) Indonesia tersebut.
Bambang menyebut perkembangan teknologi dan
inovasi akan memainkan peran penting. Tidak hanya dalam mengembangkan kota pintar sebagai salah satu solusi tantangan perkotaan, tetapi juga dalam menciptakan model baru pengelolaan kota masa depan.
"Masa depan yang terhubung secara digital dan layak secara ekonomi, diinginkan secara sosial, dan berkelanjutan secara lingkungan," ujar eks Wakil Menteri Perhubungan ini.[ss]