WahanaNews-Kaltim |Rencana jaringan kereta api di Ibu Kota Negara (IKN) baru memang telah disusun oleh pemerintah. Layanan kereta api nantinya akan terhubung dengan kawasan strategis di IKN.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, Djoko Setijowarno mengungkap ada sejumlah layanan kereta yang dibangun di IKN. Data ini berdasarkan lampiran Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara.
Baca Juga:
Jokowi Tunjuk Menko Luhut Jadi Koordinator Investasi Apple di IKN
Adapun sejumlah layanan perkeretaapian yang tertuang dalam UU tersebut yakni kereta gantung, kereta perkotaan, kereta antar kota dan kereta Trans Kalimantan. Untuk kereta gantung akan terhubung dengan Kawasan Induk Pusat Pemerintahan (KIPP).
Djoko menjelaskan konsep kereta gantung yang terhubung dengan kawasan pemerintahan menjadi hal baru. Untuk itu ia berharap perlunya prinsip kehati-hatian memilih jalur yang akan dibangun.
Baca Juga:
Bertemu Tony Blair, Jokowi Bahas Investasi Energi dan Percepatan Transformasi Digital
"Harus memperhatikan aspek keamanan Kepala Negara, pejabat negara, diplomat asing, karena menyangkut keberadaan Istana Negara sebagai tempat tinggal Presiden dan keluarga," katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (30/7/2022).
Dalam UU juga disebutkan bahwa Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan telah merancang sejumlah jalur kereta api yang akan dibangun di kawasan IKN. Baik itu untuk mobilitas barang maupun orang.
"Pembangunan perkeretaapian di Kawasan Ibu Kota Negara dapat ditawarkan pada sejumlah investor dalam maupun luar negeri untuk meminimalkan penggunaan APBN," ujarnya.
Pertama, kereta gantung. Djoko menyebutkan alternatif dari kereta gantung yang dipakai ini adalah Téléphérique des Capucins, kereta gantung yang dipakai di Brest, Prancis. Ide terkini dengan panjang jalur 4,1 kilometer yang akan dilayani 4 stasiun, durasi perjalanan 12 menit, kecepatan 20 kilometer per jam dan kapasitas angkutnya sebanyak 2.000 penumpang per jam per arah.
"Diperkirakan potensi permintaan perjalanan kereta gantung sebesar 10.112 penumpang per hari atau 3,69 juta penumpang per tahun. Nilai investasinya mencapai 21 juta dollar AS atau sekitar Rp 315 miliar per kilometer. Sistem aerial memiliki kemampuan kapasitas penumpang besar dan kebutuhan stasiun yang sedikit," ujarnya.
Kriteria pemilihan koridor kereta gantung ini adalah pertama menghubungkan cluster kantor pemerintahan dengan komersial dan pemukiman, kedua dapat digunakan sebagai daya tarik wisata dan ketiga terintegrasi dengan moda angkutan lainnya, seperti bus listrik dan kereta api serta terhubung langsung dengan akses menuju ke luar Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
Kedua, layanan kereta berikutnya kereta api (KA) Trans Kalimantan. Rencananya, KA ini akan sepanjang 187,98 km dengan seluruh jaringan berada di atas permukaan tanah. KA ini akan menghubungkan Simpang Tiga Petung Kabupaten Penajam Paser Utara hingga Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto (Kota Samarinda) yang dilayani 13 stasiun.
Ketigabelas stasiun itu adalah Stasiun Simpang Tiga Petung, Stasiun Buluminung, Stasiun Riko, Stasiun Pantai Lango, Stasiun Karingau, Stasiun Karang Joang, Stasiun Samboja, Stasiun Sungai Merdeka, Stasiun Sanga-Sanga, Stasiun Palaran, Stasiun Loa Bakung, Stasiun Sempaja Timur, dan Stasiun Aji Pangeran Tumenggung Pranoto.
Ketiga, KA Perkotaan Balikpapan - KIPP diperkirakan akan sepanjang 143,33 kilometer yang bisa ditempuh perjalanan selama 88 menit. Jaringan sepanjang 125,73 kilometer berada di permukaan tanah (at grade), melayang (elevated) 14,6 kilometer dan bawah tanah (underground) sejauh 3 kilometer.
"Diperkirakan demand tahun 2040 sebesar 4.430.417 penumpang per tahun," ungkap Djoko.
Terdapat 11 stasiun yang akan melayani, antara lain Stasiun Semayang, Stasiun Sepinggan, Stasiun Balikpapan, Stasiun Karang Joang, Stasiun Karingau, Stasiun Pantai Lango, Stasiun BWP 3, Stasiun KIPP, Stasiun WP Utara, Stasiun BWP2, Stasiun BWP 4, dan Stasiun Samboja. Kawasan Transit Oriented Development (TOD) berada di sekitar Stasiun Karang Joang dan Stasiun Samboja.
Keempat, KA Bandara yang menghubungkan Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan dengan KIPP. Ada dua alternatif trace, yakni alternatif pertama hasil kajian tahun 2021 sepanjang 65,5 km dengan waktu tempuh 29,8 menit yang melintasi empat stasiun.
Berada di permukaan tanah (at grade) 55,7 kilometer, melayang (elevated) 6,8 kilometer dan bawah tanah (underground) sejauh 3 kilometer. Pengadaan lahan menjadi satu dengan rencana trase KA Regional dan KA Antar Kota. Besaran demand tahun 2030 diperkirakan sebanyak 3.597.767 penumpang per tahun.
Sementara itu, alternatif kedua sepanjang 44,91 kilometer dengan layanan tiga stasiun. Jarak tempuh lebih pendek karena mengikuti right of way (ROW) jalan tol ruas Balikpapan - KIPP. "Diprediksi tahun 2030 akan mengangkut penumpang 2.486.719 orang per tahun, lebih kecil ketimbang alternatif pertama," ungkapnya.
Terakhir, rencana pembangunan jalan tol ruas Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan-KIPP sejauh 47,63 kilometer dengan waktu tempuh 30 menit dan kecepatan rata-rata 80 km per jam - 100 km per jam.[ss]