Kaltim.WahanaNews.co, Samarinda - Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam Samarinda, Kalimantan Timur, menyatakan kesiapannya untuk memberikan pengobatan dan pemulihan mental kepada para calon anggota legislatif (caleg) yang gagal lolos menjadi anggota dewan dalam Pemilu 2024.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSJD Atma Husada Samarinda, Rahmawati, Jumat (23/2/2024), mengatakan, pihaknya telah menyiapkan ruangan dan fasilitas sesuai dengan kelas perawatan yang dibutuhkan pasien, baik kelas 1, 2, maupun kelas 3.
Baca Juga:
Cerita di Balik Caleg Kalah Putus Aliran Air Warga
"Kami tidak membeda-bedakan pasien, baik yang memiliki jaminan BPJS Kesehatan maupun tidak. Kami siap melayani sesuai dengan kelas jaminannya. Kami memberikan perhatian khusus kepada mereka," ujarnya.
Rahmawati melanjutkan, RSJD Atma Husada Samarinda juga memiliki tiga psikolog klinis yang siap membantu pasien yang ingin berkonsultasi atau berdiskusi tentang masalah yang dihadapi.
Menurut dia, sampai saat ini belum ada caleg gagal yang datang ke RSJD Atma Husada Samarinda. Namun, ia tidak menutup kemungkinan ada yang langsung berkonsultasi ke praktik mandiri psikiater atau psikolog.
Baca Juga:
Fenomena Caleg Gagal Terjebak Stres: Modal Ratusan Juta Tak Dapat Kursi
Psikolog dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Ayunda Ramadhani, mengatakan bahwa caleg yang gagal dalam Pemilu 2024 perlu mendapatkan konsultasi kesehatan mental untuk mengatasi kekecewaan dan stres yang dialami.
"Sudah ada beberapa yang datang ke tempat praktik. Memang keluhan yang paling sering itu adalah tidak bisa tidur dan kekhawatiran berlebihan akibat depresi karena belum terpilih," katanya.
Hal itu, katanya, menimbulkan perasaan yang dirasakan tidak nyaman, dan itu munculnya bisa dalam keluhan sulit tidur, perubahan selera makan, atau tidak bisa fokus dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.
"Kalau sudah mengganggu, saatnya butuh konsultasi lanjutan," ujar Ayunda.
Ia menyarankan caleg gagal agar tidak menyalahkan diri sendiri atau orang lain, tetapi mencari dukungan sosial dari keluarga, teman, atau orang yang dipercaya.
"Kalau perlu, cari aktivitas yang menyenangkan, misalnya olahraga, hobi, atau beribadah. Kalau memang merasa tidak bisa mengatasi sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater," jelas Ayunda.
[Redaktur: Amanda Zubehor]