WahanaNews-Kaltim | PLN Group sedang dalam proses pengerjaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur.
Diketahui, IKN Nusantara dibangun dengan konsep ramah lingkungan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Sehingga, sumber energi yang digunakan pun harus ramah lingkungan.
Diperkirakan proyek ini akan rampung pada Mei 2024.
Dilansir dari Kompas.com, Senior Manager Operasi Konstruksi 1 PT PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur Hasmar Tarigan mengatakan, saat ini PLN telah memulai tahap persiapan.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Yang mana dipastikan progres pengerjaan akan segera dimulai.
"Karena baru sign kontrak sekitar awal Juli kemarin, kami masih tahap engineering review, tahap persiapan lah.
Di lapangan juga sudah menyiapkan direksi keet apa segala.
Intinya sudah ada pelaksana pekerjaan," ujarnya, saat ditemui dalam kegiatan Media Gathering di Mercure Hotel, Kamis (20/7/2023).
Tahap pengerjaan ini, lanjutnya, bahkan sudah mencapai 56 persen.
Mulai dari tahap pematangan lahan hingga pembagian kontraktor di tiga titik.
"Jadi saat ini progres pekerjaan namanya kurva S, yah sekitar 56 persen di lapangan.
Jadi kontraktor ada tiga bagian tadi semuanya sudah bekerja.
Baik itu di Kariangau, transmisi dan SKTT maupun di GIS 4 nya Sepaku.
Kalau ada waktu di sana sudah claim clearing sudah pematangan lahan.
Kalau dari sisi engineering kami kan harus order material, kepabrikan dan sebagainya sampai nanti material on site dipasang," terangnya.
Untuk pagu anggaran awal yang disiapkan dalam ini berkisar Rp 480 miliar.
Itupun baru anggaran yang dikeluarkan oleh PLN Kalbagtim diperuntukkan bagi transmisi dan ekstention base.
"Ditambah nanti dari teman-teman di PLN grup lain juga membuat hitungan sendiri.
Jadi kalau bicara secara nilai saya enggak bisa secara total ya.
Tapi khusus kami saja yang project PLN unit induk pembangunan Kalbagtim," kata dia.
Meski mengalami kendala medan, namun Hasmar mengungkapkan, pihaknya bisa mengatasi hal tersebut.
Ia pun yakin proyek ini selesai sesuai jadwal yang telah ditentukan.
"Kendala di lapangan selama ini ya medan saja.
Selama ini kami lewat hutan-hutan bakau itu ya kami harus menyediakan tongkang atau perahu.
Tapi sudah biasa lah kami di project menghadapi tantangan seperti itu," tuturnya.
"Intinya kami sesuai penugasan yang diberikan optimis sesuai dengan target kami COD atau commercial operation date tadi di Mei 2024," pungkasnya.[ss]