WahanaNews-Kaltim | Melalui Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, Indonesia resmi menandatangani kesepakatan pembelian 42 jet tempur Dassault Rafale buatan Prancis.
Kesepakatan pembelian jet tempur ini ditandatangani oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto saat menjamu kedatangan Menhan Prancis Florence Parly di Jakarta pada Kamis (10/2).
Baca Juga:
Kementan Paparkan Tata Cara Pendaftaran dan Kriteria Jadi Anggota Brigade Swasembada Pangan
Prancis sempat mendatangkan jet tempur Dassault Rafale ke Indonesia pada 2018. Ada 3 unit jet tempur yang didatangkan ke Indonesia usai mengikuti latihan perang di Australia.
Kedatangan tiga jet tempur itu dalam rangkan mempromosikan ke pemerintahan Presiden Jokowi.
Rafale merupakan pesawat tempur dengan mesin jet kembar yang dapat beroperasi dari kapal induk dan pangkalan di pantai.
Baca Juga:
Jejak Legendaris Soemitro Djojohadikusumo, Pilar Penting di Balik Karier Prabowo
Rafale disebut sebagai jet tempur serbaguna yang mampu melakukan semua misi penerbangan tempur, mulai dari superioritas udara dan pertahanan udara, dukungan udara jarak dekat, serangan in-depth, pengintaian, serangan anti-kapal dan pencegahan nuklir.
Di negara asalnya, Prancis, Rafale memasuki armada militer Angkatan Laut Prancis pada 2004 dan Angkatan Udara pada tahun 2006.
Pada bagian bodi, jet tempur ini memiliki bentang sayap 10,90 meter dengan panjang 15,30 meter, dan tinggi 5,30 meter.
Dassault Rafale dibekali desain sayap delta yang dipadukan dengan kanard (aeronautika) aktif terintegrasi untuk memaksimalkan kemampuan manuver zero gravity atau G (+9 G atau -3 G) untuk kestabilan terbang.
Berat Rafale ketika dalam keadaan kosong adalah sekitar 10 ton, sedangkan berat maksimal yang dapat ditopang jet ini untuk lepas landas adalah 24,5 ton, termasuk beban eksternal sebesar 9,5 ton.
Dilansir dari laman resminya, jet tempur dari Prancis ini mampu terbang dengan kecepatan maksimal 1,8 Mach atau sekitar 2.205 kilometer per jam.
Selain itu, jet tempur ini mampu terbang di ketinggian hingga 15 ribu meter.
Pada bagian sistem, Rafale dilengkapi sistem bantuan-pertahanan terintegrasi bernama SPECTRA, yang bisa melindungi pesawat dari serangan udara maupun darat dengan teknologi siluman virtual berbasis perangkat lunak.
Kemudian Rafale juga dapat menggunakan beberapa sistem sensor pasif. Sistem optik-listrik bagian-depan atau Optronique Secteur Frontal (OSF) yang dikembangkan oleh perusahaan Thales Group.
Dengan rangkaian sistem tersebut, Rafale menjadi jet tempur yang mampu bertahan dalam menghadapi ancaman dari udara maupun daratan. [Ss]