WahanaNews-Kaltim | Para arsitek ingatkan Presiden Jokowi bahwa pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tidak boleh hanya sekadar pindah tempat saja.
Ketua Umum Ikatan Ahli Bangunan Hijau Indonesia (IABHI), Bintang Agus Nugroho, mengatakan, ibu kota baru harus net zero emission atau bebas emisi.
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
Bintang menjelaskan net zero yang dimaksudnya adalah kondisi seimbang antara emisi yang dihasilkan dan yang mampu diserap oleh suatu wilayah.
“Emisi karbon itu karbon diemisikan, dihasilkan dari semua jenis pembakaran, tetapi kalau daerah itu mampu menyerapnya sehingga karbon tidak teremisi ke atmosfer dan (tidak) turut menyumbang ke gas rumah kaca maka itulah disebut net zero,” kata Bintang saat webinar yang digelar pada Rabu (23/2/2022).
Bintang menggarisbawahi untuk memaksimalkan target net zero emisi dengan membatasi emisi dan meningkatkan daya serap.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
Dengan begitu, karbon-karbon yang dihasilkan itu tidak diemisikan ke atmosfer.
Selain net zero emisi, Bintang menyebutkan perlu adanya net zero energy building yaitu bangunan yang menghasilkan energi dari sumber-sumber terbarukan sebanyak yang dikonsumsinya.
“Inilah hal yang akan kita bangun di ibu kota baru kita bahwa bangunan-bangunan kita dan seluruh kota itu sendiri adalah net zero,” ujar Bintang.
Bintang mengakui dalam mewujudkannya tentu bukan perkara gampang.
Ia menuturkan salah satu upaya mengurangi emisi di ibu kota negara baru adalah pemanfaatan kendaraan listrik.
“Kita tidak mengemisikan sekurang-kurangnya kita tidak memperburuk gas rumah kaca, yang jelas kita lihat korelasinya dengan memburuknya pemanasan global dan perubahan iklim,” tutur Bintang. [Ss]