Dia juga berharap, desain IKN Baru harus mencerminkan keseimbangan, bukan hanya modern saja tetapi harus sesuai kultur dan budaya Indonesia.
"Mementingkan suatu keseimbangan bagaimana alam raya di Kalimantan Indonesia dan dunia dengan berbagai filosofi, seperti di Bali dikenal konsepsi Tri Hita Karana. Karena itulah tata ruang dan arsitektur harus mencerminkan kepemimpinan Indonesia, kultur Indonesia, dan halaman Indonesia. Suatu spirit modern city, smarty city, tapi harus didasari oleh nature kita, culture kita. Itu suatu hal yang penting dan menjadi roh desain arsitektur," kata Hasto.
Baca Juga:
Megawati Segera Umumkan Capres PDIP di Tahun 2023
Menurut Hasto, IKN yang bernama Nusantara ini melambangkan jembatan antara histori Indonesia.
"Ini pada dasarnya merupakan suatu jembatan histori antara masa lalu Indonesia dan kemudian mimpi Indonesia membangun peradaban dunia. Inilah yang kita harapkan sebagai suatu core value dalam membangun tata kota dan arsitek dari ibu kota baru," kata Hasto.
Dalam kesempatan yang sama, Hasto memberikan apresiasi ke narasumber arsitek Yori Antar yang telah mengangkat kembali konsepsi arsitektur berdasarkan budaya dan kondisi geografis Indonesia.
Baca Juga:
Tak Hadiri Acara Puan di Semarang, Ganjar Ngaku di Jakarta
"Bung Karno sejak awal menegaskan pentingnya Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan, membangun jalan berdiri di atas kaki sendiri. Apa yang disampaikan Pak Yori menggambarkan kebangkitan spirit itu. Spirit untuk mengangkat arsitektur Indonesia yang jika digali muatan filosofisnya juga luar biasa," ucap Hasto.
"Pak Yori telah menggali keseluruhan khasanah arsitektur Indonesia untuk ditampilkan dalam kesadaran iklim dua musim dan pemahaman terhadap ruang publik serta sistem sosial gotong royong," tambah Hasto.
Sementara, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengajak semua pihak bergotong-royong membangun IKN.