Sebagai produsen dan eksportir CPO terbesar dunia, Pemerintah Indonesia merasa didiskriminasi.
Menurut Presiden Joko Widodo alias Jokowi, UE melakukan kampanye hitam dengan mengangkat isu lingkungan untuk memojokkan industri sawit.
Baca Juga:
FRIC Selalu Mendukung Penuh Program Presiden Prabowo Dalam Mewujudkan Indonesia Maju Indonesia Emas
Padahal, kata dia, masalahnya ada di harga sawit yang mengalahkan minyak biji bunga matahari produksi Uni Eropa.
Tak hanya UE yang melakukan boikot, Indonesia juga mengancam boikot produk-produk dari benua biru.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan akan mempertimbangkan beberapa kebijakan.
Baca Juga:
RI Menang Sengketa Baja Nirkarat di WTO, Mendag Busan Dorong Uni Eropa Hormati Putusan Panel
"Kami tidak mau didikte. Kami harus tegas," ujarnya pada Maret 2019 lalu.
Belum selesai kisruh soal sawit di WTO, kini Indonesia dan UE lagi-lagi berselisih pandang.
Yang teranyar soal larangan ekspor bijih nikel mentah yang sudah mulai efektif berlaku sejak 2020 lalu.