Bergembira berarti menyambut dengan segenap jiwa dan raga yang sudah dipersiapkan.
Menatap bulan dengan penuh harap atas segala kemuliaan yang Allah sediakan lebih banyak dan lebih besar dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Baca Juga:
Jelang Idulfitri, Tri Adhianto Bagikan Beras dan Sarung untuk Marbot Masjid
Dalam “Lathaif Al-Ma’arif” Ibnu Rajab berkata, “Bagaimana mungkin orang yang beriman tidak gembira saat pintu-pintu surga dibuka?”
Bagaimana mungkin orang yang pernah berbuat dosa (serta mengharapkan ampunan dari Allah subhanahu wa ta’ala) tidak gembira saat pintu-pintu neraka ditutup?” Bagaimana mungkin orang yang berakal tidak gembira saat setan-setan dibelenggu?”
Kedua, menahan diri dari pembatal puasa juga menahan diri pembatal pahala puasa.
Baca Juga:
Perkuat Silaturahmi Legislatif-Eksekutif, DPC PKB Kota Bekasi Undang ‘Bukber’ Wakil Wali Kota Bekasi
Pembatal puasa memang hanya ada tiga yaitu makan, minum dan berjimak (atau mengeluarkan sperma denggan cara lain) dengan sengaja.
Namun ada banyak hal yang secara fiqih tidak membatalkan hanya saja bisa merusak bahkan menghanguskan pahala puasa sama sekali.
Misalnya berkata dusta atau menebar hoax baik melaui ucapan atau tulisan. Bersikap provokatif dan gemar melontarkan hatespeach.