Sejarah mencatat, sekitar 140.000 orang tewas dalam pemboman Hiroshima, termasuk mereka yang selamat dari ledakan tetapi meninggal setelahnya akibat paparan radiasi.
Tiga hari kemudian bom plutonium dijatuhkan di kota pelabuhan Jepang Nagasaki, menewaskan sekitar 74.000 orang dan menyebabkan berakhirnya Perang Dunia II.
Baca Juga:
China Ancam AS, Minta Segera Kurangi Senjata Nuklir
Kenangan pahit itu membuat Jepang memahami lebih dari siapapun, betapa mengerikannya nuklir bagi keberlangsungan hidup sebuah peradaban.
Amerika Serikat sampai saat ini tetap menjadi satu-satunya negara yang pernah menggunakan senjata nuklir dalam konflik.
"Sejarah Hiroshima mengajarkan kita bahwa tidak masuk akal bagi negara manapun untuk membuat ancaman seperti itu," kata Emanuel, dikutip dari Channel News Asia.
Baca Juga:
Pertemuan Epik Prabowo-Putin: Langkah Besar Menuju Era Baru Nuklir
“Kengerian senjata nuklir tidak boleh terulang,” ucap Kishida, merujuk pada tragedi Hiroshima dan Nagasaki. [Ss/qnt]