Di sisi lain, ia memandang bahwa komposisi pasangan ini juga cukup ideal mewakili unsur nasionalis-religius, sipil-militer, tua-muda. Selain itu, secara pribadi keduanya juga sudah cukup akrab, meskipun berbeda koalisi saat Pilpres 2019.
Dari sisi politik, kedua tokoh juga merupakan ketua umum parpol sehingga lebih mudah melakukan konsolidasi ke struktur partai hingga tingkat bawah.
Baca Juga:
Pasca Dilantik Jadi Anggota DPR RI, H Sudjatmiko Tasyakuran Bareng Tim Pemenangan
"Pak Muhaimin punya kultur pesantren dan NU, Pak Prabowo punya kultur militer, menurut saya komplet lah. Cuma saya pribadi masih berjuang agar Pak Muhaimin menjadi capres, RI 1. Tapi saya juga tidak menolak beberapa teman yang punya usulan karena pada ujungnya politik harus realistis juga," tuturnya.
Kendati demikian, kata Gus Jazil, sejauh ini komunikasi yang dibangun belum sampai fokus membahas soal pasangan secara spesial.
"Kalau ada pembahasan yang lebih serius dan itu dapat sambutan yang bagus dari publik, ya enggak ada salahnya kalau pasangan ini dimunculkan lebih dulu untuk jalan karena cukup koalisinya," katanya.
Baca Juga:
Daftar Lengkap 580 Anggota DPR Terpilih 2024-2029 Bakal Ikuti Pelantikan Hari Ini
Gus Jazil mengatakan bahwa saat ini masih ada waktu sekitar 2 tahun lebih bagi masing-masing calon untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas.
Terlebih, sampai hari ini juga belum sampai pada momentum untuk memutuskan, siapapun calonnya. "Pak Prabowo juga belum momentum memutuskan, Pak Anies juga belum. Yang jelas Pak Muhaimin dengan semua kandidat yang muncul tidak ada kendala dari sisi komunikasi," pungkasnya. [Ss]