Tak hanya itu, kata dia, UIP KLT juga tengah melaksanakan pembangunan SUTT 150 kV Tanjung Selor – Tidang Pale yang nanti akan terhubung hingga Malinau.
“Bilamana SUTT 150 kV Tanjung Selor - Tidang Pale kita selesaikan maka sistem interkoneksi akan terhubung hingga Malinau melalui SUTT 150kV Tidang Pale – Malinau yang telah kita selesaikan sebelumnya,” ujarnya.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Sedangkan, untuk pembangunan transmisi wilayah Kalsel, setelah berhasil menyelesaikan SUTT 150 kV Batulicin – Tarjun, UIP KLT berfokus pada penyelesaian SUTT 150 kV Selaru – Sebuku yang hingga kini telah mencapai progress 82,02 persen (September).
Selain menyiapkan infrastruktur ketenagalistrikan bagi masyarakat umum, kata Josua, peningkatan perkembangan industri di wilayah Kalimantan, saat ini terdapat enam Konsumen Tegangan Tinggi (KTT) di wilayah kerja UIP KLT yang membutuhkan daya besar untuk operasionalnya.
Saat ini, kata dia, perusahaan yang telah berhasil di suplai listriknya melalui jaringan SUTT 150kV Batulicin – Tarjun yaitu PT Indocement Tunggal Prakasa (ITP) yang membutuhkan daya sebesar 55MVA.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Selain itu, Ada PT Kaltim Ferro Industry dengan kebutuhan daya sebesar 100MVA, PT Kobexindo sebesar 50MVA, PT Sebuku Icon Lateritic Ores (SILO) sebesar 75 MVA.
Sedangkan yang akan menyusul, ada dua perusahaan yang saat ini dalam tahap penyusunan rencana pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yaitu PT Mitra Murni Perkasa (MMP) serta PT CNGR Advanced Material.
“Dengan semangat juang yang tinggi, serta dukungan yang diberikan oleh seluruh stakeholder terlibat, besar harapan kami bahwa pekerjaan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Kaltim, Kaltara dan Kalsel dapat berjalan dengan lancar dan selesai sesuai waktu yang telah direncanakan, demi mewujudkan Kalimantan yang terang,” tutup Josua. [ss]