Ia berharap ke depan akan semakin banyak lahan bekas tambang yang direklamasi menjadi lahan pertanian.
"Tolong ke depan kita kembangkan lahannya," ucapnya.
Baca Juga:
Buntut Kasus TPPU, 91 Kendaraan Eks Bupati Kukar Rita Widyasari Disita KPK
Direktur PT Bukit Baiduri Energi Ricky Gowdjali menjelaskan program ini merupakan bagian dari program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Lahan bekas tambang seluas 15 hektar telah disiapkan untuk persawahan sejak tahun 2019.
"Awalnya, sebanyak 30 orang petani bergabung dalam satu kelompok dengan nama Kelompok Tani Baiduri Bukit Mandiri," jelas Ricky Gowdjali.
Program ini bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Kartanegara. Para petani mendapatkan pendampingan dalam pengaturan irigasi, penggunaan pupuk, dan persiapan lahan.
Baca Juga:
Negeri Jahetan Layar: Surga Alam di Perbukitan Kutai Kartanegara
"Masing-masing anggota kelompok tani membawahi petak sawah seluas 2.000 meter persegi," kata Ricky.
Hasil panen di lahan bekas tambang ini mencapai 3,5 hingga 4 ton per hektar, lebih tinggi dibandingkan panen sebelumnya yang rata-rata hanya 2,5 ton per hektar.
"Dari hasil setiap panen, pendapatan mencapai Rp28 juta sampai Rp32 juta dalam satu periode tanam," ungkap Ricky.