Perjanjian persahabatan, kerja sama, dan bantuan timbal balik tahun 1948 dengan Rusia mengisolasi Finlandia secara militer dari Eropa barat, meskipun pecahnya Uni Soviet dan keanggotaan UE sejak itu memungkinkannya untuk keluar dari bayang-bayang Rusia.
Sementara itu, oposisi Swedia terhadap keanggotaan NATO lebih bersifat ideologis.
Baca Juga:
Swedia dan Indonesia Perkuat Kerja Sama Kesehatan Lewat MoU di SISP 2025
Kebijakan luar negeri Swedia pascaperang berfokus pada dialog multilateral dan perlucutan senjata nuklir.
Swedia telah lama melihat dirinya sebagai mediator di panggung internasional, menurunkan militernya setelah berakhirnya perang dingin.
Kini Swedia telah memperkenalkan kembali wajib militer dan meningkatkan pertahanan sejak Rusia mencaplok Krimea pada tahun 2014.
Baca Juga:
Swedia Jadi Negara Terbaik bagi Pekerja Perempuan di Dunia
Namun, sejumlah pihak yang masih curiga terhadap agenda NATO yang dipimpin AS.
Mereka berpendapat bahwa keanggotaan NATO hanya akan meningkatkan ketegangan regional.