Kaltim.WahanaNews.co, Samarinda - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur melaporkan bahwa terdapat tiga ibu dan 53 anak yang meninggal di provinsi tersebut, terdiri dari bayi (neonatal) usia 0-28 hari, bayi usia 0-12 bulan, dan balita.
"Untuk kematian ibu tersebar di Kutai Kartanegara dua orang dan Samarinda satu orang. Sedangkan kematian noenatal sebanyak 23 orang, bayi (0-12 bulan) 28 orang, dan balita dua orang ," Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin di Samarinda, Rabu (21/2/2024).
Baca Juga:
BPJS Kesehatan Gelar Sarasehan Sosialisasi Program JKN Bersama Polri dan Bhayangkari
Jaya menjelaskan, kematian anak tertinggi berasal dari Kabupaten Berau dengan angka 11 orang untuk bayi dan sembilan orang noenatal. Diikuti Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan angka kematian balita satu orang, serta noenatal dan bayi masing-masing sebanyak tujuh orang.
Ia berharap, angka kematian ibu dan anak tidak bertambah lagi, mengingat target nasional untuk kematian bayi baru lahir dan balita adalah 12 per seribu kelahiran.
Menurutnya, faktor utama kematian ibu dan anak adalah hamil di usia tua, komplikasi saat persalinan, dan infeksi. Ia menambahkan bahwa banyak bayi yang meninggal karena lahir prematur dan mengalami gangguan sistem pernafasan.
Baca Juga:
Program JKN, Solusi Cerdas Persalinan Tanpa Kantong Jebol
"Terkait infeksi, anak-anak yang baru lahir banyak meninggal di umur lebih dari dua hari," katanya.
Untuk mengatasi masalah ini, pihaknya telah meningkatkan layanan program kesehatan ibu dan anak, seperti pemeriksaan ibu hamil, pemberian obat tambah darah, dan rujukan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap.
Ia juga menjamin bahwa semua ibu hamil yang tidak memiliki kartu BPJS Kesehatan dapat mendapatkan jaminan persalinan di fasilitas kesehatan terdekat.