WahanaNews-Kaltim | Sudah dua hari sebagian Kota Samarinda, Kalimantan Timur, berselimut kabut asap, akibat terbakarnya tempat pembuangan akhir (TPA) Bukit Pinang. Aroma tidak sedap yang menyengat dikeluhkan warga.
Kabut asap mulai terlihat sejak Senin (7/2) pagi. Terlihat kabut asap tipis hingga tebal di sejumlah kawasan di Samarinda.
Baca Juga:
Bawaslu Kaltim Gelar Penguatan Kapasitas Putusan dan Keterangan Tertulis PHP Pilkada 2024
Malam harinya, asap disertai aroma terbakarnya sampah cukup menyengat antara lain di kawasan Jalan M Yamin, Jalan KH Wahid Hasyim I dan sebagian Jalan DI Panjaitan.
"Sampai pagi ini juga tadi saya ke kantor, masih asap. Baunya benar-benar enggak enak," kata Tiwi (32), warga Jalan Ir H Juanda kepada merdeka.com, Selasa (8/2).
Kabut asap yang menyelimuti sebagian Kota Samarinda itu utamanya terjadi pagi dan malam hari. Ditambah lagi angin kencang dengan udara kering, mengingat hampir sepekan ini Samarinda minim diguyur hujan.
Baca Juga:
DPK Kalimantan Timur Memberdayakan Perpustakaan Desa untuk Wujudkan Inklusi Sosial
Dikonfirmasi, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Samarinda Hendra AH menerangkan, kabut asap itu berasal dari terbakarnya gas metan di TPA Bukit Pinang di Jalan Pangeran Suryanata. Tim Damkar sudah berupaya memadamkan selama tiga malam.
"Benar. Api muncul karena cuaca cukup panas dari gas metana, dari proses pembusukan sampah yang memang sudah lama," kata Hendra.
Hendra menerangkan, terbakarnya sampah dari gas metan itu tidak mudah begitu saja dipadamkan. "Artinya gas metan kalau disemprot air, cuma padam di atas saja. Di bawah masih jadi seperti bara," sebut Hendra.
"Saya sudah konsultasikan ke DLH (Dinas Lingkungan Hidup), caranya mungkin itu diurug tanah. Kalau muat tanah pakai dump truck buat mengurug tanah sepertinya sulit. Mungkin diperlukan tenaga manusia," tambah Hendra.
Dua posko 11 dan posko 3 Disdamkar diterjunkan untuk terus berupaya memadamkan. "Kami lanjutkan lagi hari ini pemadaman, mulai sore sampai malam. Saya juga dua malam ada di lokasi. Ini hari keempat kami memadamkan," tutup Hendra. [Ss]