Google dan Apple tidak tanggung-tanggung berani memberikan reward jutaan dolar Amerika Serikat. Budaya seperti ini belum banyak dilakukan di Tanah Air, baik di lembaga negara maupun swasta. Setiap ada laporan kebocoran, jangankan hadiah, biasanya laporan ini tidak ditindaklanjuti seperti dalam kasus e-HAC Kemenkes.
Bahkan, banyak sindiran, setiap laporan menemukan lubang keamanan di sistem informasi lembaga di Tanah Air akan mendapatkan "2M" alias "Makasih Mas".
Baca Juga:
Polisi Ungkap 300.000 Data Dibeli Sindikat Kejahatan Siber dari Dark Web
Pada masa pandemi akhirnya semua pihak belajar bahwa kerentanan terjadi juga karena ada work from home (WFH). Perusahaan di Tanah Air belum biasa membekali pegawainya dengan software dan hardware serta jaringan yang aman untuk mengakses sistem kantornya.
Paling tidak diberi edukasi jangan akses internet dari jaringan berbahaya seperti Wi-Fi publik gratis. Selain itu, minimal dibekali antivirus, jaringan pribadi virtual atau virtual private network (VPN), maupun tools seperti zero trust.
Sebagai langkah preventif mencegah peretasan, tampaknya perlu peningkatan pengamanan dan secara rutin melakukan pentest (penetration test). [As]