"Sekali lagi, kami sampaikan ini adalah kombinasi awal dari rejim vaksin booster yang kita akan berikan berdasarkan ketersediaan vaksinnya dan juga hasil riset yang sudah disetujui oleh Badan POM dan ITAGI yang nantinya bisa berkembang tergantung terhadap hasil riset baru yang masuk dan juga ketersediaan vaksin yang ada," sebutnya.
"Seluruh kombinasi ini sudah mendapatkan persetujuan dari BPOM dan juga rekomendasi dari ITAGI," katanya.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta Targetkan 30.702 Anak Terima Imunisasi Polio pada PIN 2024
Kombinasi ini, lanjut Budi, juga telah sesuai dengan rekomendasi WHO dimana pemberian vaksin booster dapat menggunakan vaksin yang sejenis atau homolog atau juga bisa vaksin yang berbeda atau heterolog.
Menurut beberapa penelitian, sambung Budi, menunjukkan bahwa vaksin booster heterolog atau vaksin booster kombinasi yang jenisnya berbeda, menunjukkan peningkatan antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari jenis vaksin booster yang.
"Hasil penelitian dalam dan luar negeri juga termasuk yang dilakukan oleh tim peneliti dari Indonesia menunjukkan, bahwa vaksin booster setengah dosis menunjukkan peningkatan level antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari vaksin booster dosis penuh dan memberikan dampak KIPI yang lebih ringan," terangnya. [As]