WahanaNews-Borneo | Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, program vaksin booster Covid-19 atau dosis ketiga, akan dimulai pada, Rabu (12/1/2022) besok, secara cuma-cuma alias gratis.
Menkes mengungkapkan, vaksin booster akan diberikan dengan mempertimbangkan ketersediaan vaksin yang ada hingga hasil riset yang dilakukan oleh peneliti-peneliti dalam maupun luar negeri.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta Targetkan 30.702 Anak Terima Imunisasi Polio pada PIN 2024
Pada pemberian vaksin booster besok, Kemenkes akan melakukan kombinasi penyuntikan jenis vaksin yang berbeda.
"Kombinasi vaksinasi booster yang akan diberikan mulai tanggal 12, yang nantinya mungkin akan bisa bertambah jenis kombinasi nya tapi akan dimulai di tanggal 12 besok, sesuai dengan pertimbangan tadi kesiapan dari vaksinnya dan juga hasil riset dari peneliti-peneliti dalam negeri dan luar negeri yang sudah dikonfirmasi oleh Badan POM dan juga ITAGI," kata Menkes dalam konferensi pers, Selasa (11/1/2022).
Budi pun menyebut, sesuai dengan pertimbangan kesiapan vaksin dan hasil riset peneliti-peneliti, Badan POM dan ITAGI, maka kombinasi vaksin menjadi sebagai berikut:
Baca Juga:
Pemkab Batang, Massifkan Pencegahan Kasus Flu Singapura (HFMD)
1. Vaksin primer Sinovac akan diberikan vaksin booster setengah dosis Pfizer.
2. Vaksin primer Sinovac akan diberikan vaksin booster setengah dosis AstraZeneca.
3. Vaksin primer AstraZeneca akan diberikan vaksin booster setengah dosis Moderna.
"Sekali lagi, kami sampaikan ini adalah kombinasi awal dari rejim vaksin booster yang kita akan berikan berdasarkan ketersediaan vaksinnya dan juga hasil riset yang sudah disetujui oleh Badan POM dan ITAGI yang nantinya bisa berkembang tergantung terhadap hasil riset baru yang masuk dan juga ketersediaan vaksin yang ada," sebutnya.
"Seluruh kombinasi ini sudah mendapatkan persetujuan dari BPOM dan juga rekomendasi dari ITAGI," katanya.
Kombinasi ini, lanjut Budi, juga telah sesuai dengan rekomendasi WHO dimana pemberian vaksin booster dapat menggunakan vaksin yang sejenis atau homolog atau juga bisa vaksin yang berbeda atau heterolog.
Menurut beberapa penelitian, sambung Budi, menunjukkan bahwa vaksin booster heterolog atau vaksin booster kombinasi yang jenisnya berbeda, menunjukkan peningkatan antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari jenis vaksin booster yang.
"Hasil penelitian dalam dan luar negeri juga termasuk yang dilakukan oleh tim peneliti dari Indonesia menunjukkan, bahwa vaksin booster setengah dosis menunjukkan peningkatan level antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari vaksin booster dosis penuh dan memberikan dampak KIPI yang lebih ringan," terangnya. [As]