Dirut Garuda Irfan Setia putra mengatakan, untuk masuk ke Australia penumpang pesawat dibatasi hanya 50 persen. Namun untuk penerbangan keluar negara itu, jumlah penumpangnya tidak dibatasi bahkan bisa lebih dari 100 orang.
"Jadi di beberapa penerbangan bisa lebih dari 100 penumpang, mayoritas orang Indonesia yang kembali, dan sekarang karena kondisi yang makin mengetat di Australia kami buka yang Sydney dan itu pun seminggu sekali," ujar Irfan dalam rapat yang digelar bulan Juni itu.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Garuda juga tengah menjajaki rute internasional mana lagi yang kurang menguntungkan. Saat ini terdapat 3 rute yang tengah dipantau, yaitu Jakarta-Amsterdam, Jakarta-Kuala Lumpur, dan Jakarta-Seoul.
"Singapura juga agak challenging sehingga kami mulai kurangi, yang mulai menguntungkan justru tujuan Bangkok, Hong Kong, sama China, karena China itu ada carter," tambahnya.
Saat ini, Garuda mengoptimalkan bisnis kargonya karena jumlah pengiriman barang yang melonjak selama pandemi.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Jadi kami isi kargo kemudian penumpang seadanya saja kami bawa, karena memang bahwa yang numpang dengan pesawat kami itu, baik yang ke luar negeri maupun balik dari luar negeri, mayoritas itu bagian dari patriasi, itu WNI yang harus pulang atau WNA yang harus pergi," ujarnya. [non]