WahanaNews-Kaltim I Saat ini kondisi mata uang rupiah dan mata uang Asia lainnya dinyatakan melemah pada Selasa (14/12/2021) kemarin. Diketahui, mata uang rupiah melemah hingga 9 poin atau 0,06 persen dibanding Rp14.324 per dolar AS.
Tak hanya itu, nilai tukar rupiah saat ini berada di posisi Rp14.333 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (15/12). Untuk Won Korea Selatan, kondisinya melemah 0,26 persen, ringgit Malaysia minus 0,14 persen, dan yen Jepang minus 0,03 persen.
Baca Juga:
Sekda Sulbar Ajak Pemerintah Daerah Perkuat Sinergi Kendalikan Inflasi di Wilayah
Sementara dolar Hong Kong stagnan. Sedangkan peso Filipina menguat 0,05 persen, yuan China 0,05 persen, baht Thailand 0,04 persen, dan dolar Singapura 0,04 persen.
Sebaliknya, mayoritas mata uang utama negara maju justru berada di zona hijau, seperti dolar Kanada menguat 0,11 persen, euro Eropa 0,09 persen.
Kemudian, dolar Australia 0,09 persen, poundsterling Inggris 0,04 persen, dan franc Swiss 0,01 persen. Hanya rubel Rusia yang melemah 0,32 persen.
Baca Juga:
BPS Sulawesi Barat Catat Inflasi Bulan ke Bulan 0,33 Persen Akibat Kenaikan Harga
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra melihat rupiah berpotensi melemah di kisaran Rp14.320 sampai Rp14.380 per dolar AS pada hari ini. Potensi pelemahan datang dari data inflasi konsumen AS yang mencapai 6,8 persen dan inflasi produsen AS 9,6 persen.
"Ini akan menjadi bahan pertimbangan bank sentral AS untuk mempercepat pengetatan moneter," ucap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Namun, ia menilai pelemahan rupiah tidak terlalu dalam karena data neraca perdagangan Indonesia akan dirilis pada hari ini. Proyeksinya, neraca dagang nasional masih akan surplus pada November. [As]