BI juga mencatat bahwa transaksi melalui QRIS terus meningkat sejalan dengan akseptasi masyarakat baik secara nominal maupun volume masing-masing 290% yoy dan 326% yoy.
"Bank Indonesia terus mendorong inovasi sistem pembayaran serta menjaga kelancaran dan keandalan sistem pembayaran," kata Perry.
Baca Juga:
Markas Judol di Cengkareng Digerebek Polisi, 8 Orang Ditangkap
Pada 2022, BI memprediksi nilai transaksi dompet digital mampu menembus angka Rp357,7 triliun atau tumbuh17,13%.
Jika kenaikan ini terbukti, itu berarti akan ada semakin banyak orang yang bertransaksi melalui dompet digital dan meninggalkan sarana konvensional seperti ATM untuk sekedar mengirim uang, membayar tagihan, atau mengecek saldo.
Salah satu yang dilakukan BI untuk mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran adalah memperluas penggunaan QRIS. Bank sentral berharap tahun ini ada puluhan juta orang pengguna baru layanan QRIS.
Baca Juga:
Bermodus Bantu di ATM, Penipu Gasak Rp117,5 Juta dari Rekening Nasabah
"Kita akan perluas penggunaan QRIS dengan menargetkan 15 juta pengguna baru pada 2022 melalui kolaborasi dengan industri, kementerian dan lembaga, dan komunitas," ujarnya.
Data BI menunjukkan, sejak 2018 jumlah ATM di Indonesia berkurang dari106.901 mesin pada 2018, 106.649 pada 2019, dan menyusut hingga 99.262 mesin pada akhir September 2021.
Pengurangan itu juga diikuti dengan semakin langkanya kartu ATM yang beredar di pasar.