WahanaNews-Kaltim | PT PLN (Persero) mengatakan saat ini sudah tersedia 616 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia.
"Kami sudah memasang SPKLU di seluruh Indonesia totalnya ada 616 buah dan ada di 300 lokasi," kata Direktur Niaga dan Retail PLN Edi Srimulyanti saat konferensi pers Periklindo Electric Vehicle Show 2023 di Jakarta, Jumat.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Persebaran SPKLU di Indonesia, kata Edi, masih diprioritaskan untuk jalur Trans Sumatra, Jawa, hingga Bali dan sudah dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna kendaraan listrik pada saat musim arus mudik tahun ini. Sampai saat ini PLN belum menerima informasi mengenai kendala pada stasiun pengisian baterai yang terpasang.
PLN menyiapkan stasiun pengisian baterai bagi kendaraan roda empat dalam tiga jenis yaitu slow charging (pengisian daya lambat), fast charging (pengisian daya cepat), dan ultra fast charging (pengisian daya sangat cepat). Sementara untuk kendaraan roda dua PLN menyediakan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) yang pengadaannya bekerja sama dengan pihak swasta dan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM).
PLN membuka kesempatan bagi para perusahaan untuk bekerja sama dalam pengadaan SPKLU dan SPBKLU karena selain dapat memberikan keuntungan bagi bisnis, mereka juga dapat membantu PLN dalam menyediakan stasiun pengisian baterai bagi masyarakat pengguna kendaraan listrik.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Penyediaan SPKLU dan SPBKLU PLN tidak bisa berjalan sendiri. Memang listriknya dari PLN, tapi, mesin untuk pengisian atau penukaran baterai, kami tidak bisa menyediakan sendiri dan ini perlu kerja sama dengan berbagai pihak," ujar Edi.
PLN akan memberikan diskon bagi masyarakat yang memasang tempat pengisian baterai di rumah. Jika masyarakat melakukan pengisian baterai pada pukul 22.00 hingga 05.00, PLN akan memberikan diskon sebesar 30 persen.
Potongan harga diharapkan dapat mendorong pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dan menghilangkan keraguan masyarakat yang ingin menggunakan kendaraan listrik.