Perkembangan Musik Tarling
Musik tarling yang diciptakan Mang Sakim, tidak sengaja dipopulerkan oleh putranya mama Sugra. Sekitar tahun 1940-an permainan musik tarling mulai membumi di tengah masyarakat Indramayu. Bahkan, sejumlah musisi muda kemudian bermunculan untuk memainkan genre Tarling tersebut.
Baca Juga:
Kasus TPPU, Panji Gumilang Diserahkan ke Kejari Indramayu
Jayana, seorang anak pejabat dari Kecamatan Karangampel yang juga mahir memainkan instrumen gitar dengan paduan nada gamelan tersebut. Bahkan, pada tahun 1950-an, Jayana sering berkeliling ke berbagai daerah termasuk Cirebon.
Kemudian di sekitar tahun 1970-an, banyak seniman Indramayu yang mempopulerkan tarling di Cirebon. Salah satunya, tokoh seniman Abdul Ajid asal Cirebon yang sangat mengagumi kemahiran Jayana, turut meramaikan seni tarling. Di tengah ketenaran itu, pada tahun sekitar 1960-an tarling di tetapkan sebagai Kesenian tradisional di Palimanan Cirebon.
"Meski banyak yang memainkan di Cirebon, pada tahun 1980-an, tarling kembali menggema di Indramayu, diikuti seniman muda seperti generasi Yoyo S, Ipang Supendi, dan Aas Rolani," kata Supali saat menceritakan alur perkembangan Tarling.
Baca Juga:
Dokter Temukan 70 Paku Dalam Lambung Pasien ODGJ di Indramayu
Dalam perjalanannya, seni musik juga mengalami perubahan, awalnya hanya seni tarling klasik disertai drama. Perubahan itu juga disebabkan karena minat masyarakat. Sehingga, di tahun 2000an, tarling bermetamorfosa ke dalam genre dangdut.
"Nah pada generasi Yoyo Suwaryo itu, ada kombinasi antara tarling klasik dan tarling dangdut, atau yang sekarang menjadi organ tunggal," lanjut Supali.
Secara pengertian musik tarling bermula dari instrumen gitar (itar) dan suling (seruling). Dalam filosofis nya, tarling disebutkan istilah "yen wis melatar kudu eling" yang artinya jika sudah berkelana harus eling. [JP]