MetroNusantaraNews.co | Seni Musik Tarling yang merupakan kesenian khas Indramayu ternyata memiliki kisah unik. Nama musik yang diidentikkan dengan instrumen itar (gitar) dan suling (seruling) punya fakta bersejarah di masa sebelum kemerdekaan.
Menurut seorang pemerhati budaya di Indramayu, Supali Kasim (57) menjelaskan bahwa musik itu bermula dari kisah Mang Sakim, warga Desa Kepandean, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu. Ia bercerita, bahwa pada tahun 1930-an Mang Sakim berhasil mensinkronkan nada-nada pada gamelan ke dalam petikan-petikan gitar.
Baca Juga:
Dokter Temukan 70 Paku Dalam Lambung Pasien ODGJ di Indramayu
Keberhasilan Mang Sakim melekat dengan datangnya seorang Komisaris Belanda (tidak diketahui namanya). Kedatangannya untuk meminta Mang Sakim agar memperbaiki gitarnya yang rusak. Meski, meski gitar sudah selesai diperbaiki, namun warga Belanda itu tidak mengambil gitar dalam jangka waktu yang lama.
Dari gitar itulah, Mang Sakim mencoba menyetel nada gitar dan membandingkannya dengan nada-nada pentatonis gamelan.
Hal itu juga dilakukan oleh putranya yang bernama Mang Sugra. Sugra membuat eksperimen dengan memindahkan nada-nada pentatonis gamelan ke dawai-dawai gitar yang bernada diatonis.
Baca Juga:
Bikin Postingan Megawati Pakai Bikini, Oknum Pegawai PDAM Indramayu Terancam Dipecat
"Dari kumpulan nada gamelan itu bisa diringkas dengan menggunakan gitar oleh mama Sakim dan Mama Sugra, meski masih remaja, tapi mama Sugra sudah pinter mainkan gitar," kata Supali Kasim, Selasa (27/9/2022).
Dari temuan itu, permainan musik yang dimainkan mama Sugra mulai banyak diikuti oleh masyarakat. Bahkan, tak hanya instrumen gitar (itar), remaja yang bergabung membawa berbagai alat musik termasuk seruling bambu (suling).
"Saat itu mama Sugra sering memainkan dan banyak yang ikut berkolaborasi memakai alat musik lainnya termasuk seruling," ujar Supali Kasim.