Kampung yang terbentuk 1998 karena adanya pemekaran ini, pada akhirnya dapat merasakan adanya listrik dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh banyak pihak.
Sembari merasakan keharuan, ia mengaku bahwa kehadiran PLN mempunyai cerita yang cukup panjang.
Baca Juga:
Aktivis HAM Esra Mandosir Meninggal Dunia, LP3BH Manokwari Sebut Kematiannya Diduga Tidak Wajar
“Koordinasi yang kami lakukan dengan pemerintah daerah sejak tahun 2016 pada akhirnya membuahkan hasil yang baik untuk masyarakat. Tepat pada akhir 2021 PLN mulai melakukan proses pembangunan jaringan yang bisa menyalurkan listrik ke kampung kami,” ujar Thonce.
Perlu diketahui, anggaran untuk melistriki Kampung Boldon bersumber dari Penyertaan Modal Negara Tahun 2021. Listrik tersebut disuplai langsung dari sistem kelistrikan Teminabuan yang bersumber dari PLTD Komaulin.
PLN melalui PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Sorong bersama PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Papua Barat membangun dua gardu distribusi yang masing-masing berkapasitas 50 kVA dan 25 kVA, jaringan tegangan menengah sepanjang 7,45 kms serta 2,17 kms tegangan rendah.
Baca Juga:
Langkah Pengamanan Menjelang Pilkada Serentak, Asistensi Operasi Damai Cartenz di Intan Jaya
Adapun proses pengerjaan yang membutuhkan waktu kurang lebih enam bulan tersebut akhirnya berhasil melistriki 74 pelanggan dengan daya 900 VA.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Moch. Andy Adchaminoerdin, menjelaskan bahwa melistriki Kampung Boldon ini merupakan bentuk komitmen PLN dalam membantu masyarakat dalam menjalankan aktivitas, khususnya yang membutuhkan listrik.
Selain itu, hal ini juga untuk mendukung peningkatan taraf kehidupan masyarakat salah satunya dari sisi perekonomian.