Menceritakan kembali sejarah
Dibuka pada Juni 2022, pusat pengunjung ini dengan jelas menggambarkan perselisihan yang terjadi sambil membingkai ulang konteks historisnya.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Selama bertahun-tahun, narasi populer tentang "Perang Babi" telah menekankan permusuhan antara Inggris dan Amerika tetapi gagal untuk mengakui bagian penting lain dari cerita itu: yakni kehidupan penduduk asli Pesisir Salish di pulau tersebut yang tengah mendiami Pacific Northwest selama ribuan tahun sebelum pemukim Eropa tiba.
Perbatasan sewenang-wenang yang melintasi tanah mereka selama krisis, menggusur suku asli dan memiliki dampak besar terhadap budaya dan mata pencaharian mereka.
Pameran baru ini menampilkan mural mendetail yang menggambarkan pemandangan kehidupan di Pesisir Salish sebelum kedatangan pemukim Eropa dan sebuah canoe warga asli yang indah digantung di langit-langit, yang merupakan karya pemahat Lummi Nation, Dean Washington.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
"Tujuan kami adalah untuk menciptakan fasilitas yang sesuai dengan tempat yang luar biasa istimewa ini - untuk menghormati kekayaan budaya masa lalu, sekarang dan masa depan," jelas pengawas taman Elexis Fredy, dari bagian konsepsi dan pameran baru pusat tersebut.
"Sejak awal proyek, kami berkomitmen untuk memastikan seluruh nuansa dan kompleksitas taman ini tercerminkan."
Proyek ini direncanakan bekerja sama langsung dengan Coast Salish Tribes (Suku-suku Pesisir Salish), dan tujuh dayung kano yang dihias dengan rumit, masing-masing dari suku yang berbeda, dipajang di depan mural.