WahanaNews-Borneo | Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, meminta kepada pemerintah untuk menghentikan sementara Pertmuan Tatap Muka (PTM) 100 persen.
Permintaan ini dilontarkan untuk mengantisipasi prediksi gelombang ketiga Covid-19 pada Februari-Maret tahun ini.
Baca Juga:
Kenali Perbedaan Varian Covid EG.5, Delta dan Omicron
"PTM sebaiknya di-suspend, setidaknya dari akhir Januari sampai awal Maret tahun ini, karena itu periode prediksi masa krisis di Indonesia pada Februari-Maret," ujar Dicky Budiman, Minggu (23/1/2022).
Ia mengatakan, meski pemerintah melaksanakan program vaksinasi terhadap para siswa, namun belum semua siswa yang mendapatkan vaksinasi.
"Risikonya cukup berat untuk anak-anak, dan terbukti dari negara-negara lain menunjukkan kasus infeksi anak meningkat," katanya.
Baca Juga:
Muncul Varian Covid-19 di Denmark dan Inggris, Masyarakat Diminta Waspada
Dicky mengingatkan, Omicron merupakan varian yang berbahaya karena masuk dalam variant of concern (VOC) yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Omicron ini variant of concern, itu berbahaya, serius dampaknya, dan ada potensi menyebabkan kematian dan keparahan," tuturnya.
Ia menambahkan, setiap VOC mempunyai kelebihan atau daya rusak sehingga perlu diwaspadai.