WahanaNews-Borneo | Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengumumkan pada Senin (20/12/2021) bahwa 73% dari kasus Covid-19 baru yang telah terdeteksi pada pekan sebelumnya merupakan varian Omicron.
Omicron diidentifikasi hanya beberapa pekan yang lalu oleh para ilmuwan Afrika Selatan.
Baca Juga:
Kenali Perbedaan Varian Covid EG.5, Delta dan Omicron
Varian ini dengan cepat menggantikan Delta sebagai strain dominan di AS, yang telah mendominasi sejak musim panas.
Kedua varian telah berevolusi menjadi lebih menular daripada varian sebelumnya dari SARS-CoV-2, dengan Omicron mengandung sejumlah besar perubahan pada alat infeksinya, yang disebut protein lonjakan.
Perkembangan itu menjadikan Omicron sebagai "varian perhatian" bagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Juga:
Muncul Varian Covid-19 di Denmark dan Inggris, Masyarakat Diminta Waspada
WHO mengungkapkan pada Senin (20/12/2021) bahwa Omicron menyebar lebih cepat daripada Delta dan memiliki kemampuan menembus sistem kekebalan orang yang sebelumnya memiliki COVID-19 atau telah divaksinasi terhadap virus SARS-CoV-2.
Studi yang diterbitkan pada Jumat oleh Imperial College London berdasarkan data Badan Keamanan Kesehatan dan Layanan Kesehatan Nasional Inggris menemukan Omicron sekitar lima kali lebih mudah menular daripada Delta.
Mereka juga menemukan, meskipun kepercayaan awal Omicron akan memiliki gejala yang lebih lemah, varian itu terbukti tidak lebih ringan daripada strain SARS-CoV-2 lainnya.