WahanaNews- Borneo | Setiap tahun kita merasakan beberapa momen hari raya yang menggunakan kembang api sebagai selebrasi.
Perlu diketahui, kalau perputaran bulan pada kalender Masehi tidak selalu menetap atau konsisten jika disandingkan dengan perhitungan kalender lain.
Baca Juga:
Kawal Arus Mudik Hingga Balik Lebaran 2024, PLN Siaga di Zona Utama Transportasi Publik
Ketika menyambut tahun baru Masehi, langit seakan ramai dihiasi oleh kembang api.
Pergeseran waktu dan jadwal sangat mungkin terjadi, karena terdapat beragam kalender selain Masehi.
Berbagai kalender yang dimaksud seperti kalender tahun Hijriah, Saka, dan Imlek.
Baca Juga:
PLN Siapkan SPKLU di Banyak Lokasi, Pemudik: Pakai Mobil Listrik Jadi Nyaman!
Contoh, perbedaan penanggalan itu yakni tahun Hijriah yang mempunyai perhitungan berbeda, oleh karenanya setiap Idul Fitri dan Idul Adha mengalami selisih terhadap tanggal atau bulan.
Harus diingat bahwa tidak seluruh kalender tersebut menggunakan kembang api sebagai simbol perayaan.
Menurut catatan sejarah, dahulu kala terdapat seorang ahli kimia di Tiongkok yang mencampurkan sulfur, arang, dan kalium nitrat yang kemudian menghasilkan mesiu (bahan peledak) mentah.