Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri RI Bagus Hendraning Kobarsyih menegaskan, tidak ada diskusi mengenai rencana membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
“Ga ada diskusi, prinsip masih sama. Selama Palestina di bawah penguasaan pemerintahan Israel, sampai kapanpun ga ada toleransi,” kata Bagus Hendraning ketika ditemui di tempat yang sama.
Baca Juga:
Soroti Kepemimpinan Global, Dubes RI untuk Panama: Anies Pikniknya Kurang Jauh
Bagus memastikan Indonesia berpegang teguh pada Two-State Solution sebagai solusi permasalahan Palestina-Israel.
“Indonesia ini mematuhi parameter internasional, salah satu resolusinya adalah Two-State Solution,” jelasnya.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026, Yahya Cholil Staquf, mendorong, agar Indonesia tetap fokus pada permasalahan kemanusiaan di Palestina.
Baca Juga:
Perjalanan Epik KRI Diponegoro-365: Tiba di Salalah setelah Empat Hari Berlayar
“Saya tidak punya rekomendasi untuk masalah-masalah politik terkait dengan hubungan Israel Indonesia dan lain-lain ya itu tentu pemerintah punya pertimbangan tersendiri. Tetapi, yang saya ingin serukan terus-menerus adalah bahwa kita harus tidak menggeser perhatian kita fokus kita pada dimensi kemanusiaan dari nasib rakyat Palestina,” ujar pria yang akrab disapa Gus Yahya ini.
Menurut Yahya Cholil Staquf pencapaian jalan keluar dari masalah Palestina bisa ditempuh dengan berbagai cara di luar diplomasi formal, termasuk pihaknya bersedia berbicara dengan Israel.
“Tentu, kita akan bicara dan tentu saja tidak dalam frame politik formal. Karena, kita tidak dalam posisi untuk melakukan itu. Tetapi, jelas pembicaraan dengan semua pihak kita lakukan. Dengan rakyat Palestina, dengan orang-orang Israel, dengan pihak-pihak. Karena, ini stakeholdernya bukan hanya stakeholder yang berkepentingan dalam persoalan ini. Bukan hanya Israel dan Palestina saja, tapi juga berbagai pihak, aktor-aktor global global yang lain baik di barat aku di Timur Tengah. Kita harus bicara dengan semua pihak,” jelasnya.